Kenapa Sedot Lemak Bisa Berujung Kematian? Ini Catatan Penting dr Tompi

Kenapa Sedot Lemak Bisa Berujung Kematian? Ini Catatan Penting dr Tompi

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Rabu, 31 Jul 2024 10:41 WIB
Kenapa Sedot Lemak Bisa Berujung Kematian? Ini Catatan Penting dr Tompi
Ilustrasi sedot lemak (Foto: Shutterstock)
Jakarta -

Meninggalnya selebgram asal Medan di klinik Depok menyita banyak perhatian publik. Tidak sedikit yang kemudian mendadak khawatir dengan proses operasi sedot lemak di sejumlah klinik.

dr Tompi, penyanyi yang juga berkarier sebagai dokter bedah plastik memastikan setiap prosedur pembedahan memang tidak bebas dari risiko. Namun, risiko tersebut sebetulnya bisa dihindari dengan persiapan aman dan perawatan yang tepat.

Dirinya kemudian menyoroti praktik-praktik operasi sedot lemak yang belakangan asal dilakukan tanpa kompetensi tertentu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Belakangan banyak yang hanya bermodal sekali webinar, lihat di online, berani melakukan praktik itu. Itu harus hati-hati, buat dokter umum bahkan bukan dokter umum sekalipun yang ingin ikut-ikutan ngerjain, kelihatannya sih mudah, tapi tidak semudah kelihatannya," pesan dr Tompi, saat dihubungi detikcom Selasa (30/7/2024).

Menurut dr Tompi, masyarakat perlu memastikan sedikitnya dua hal dalam memilih operasi sedot lemak yang aman. Salah satu yang perlu dilihat apakah dokter yang melakukan proses tersebut seorang spesialis bedah plastik.

ADVERTISEMENT

Kedua, mempersiapkan tubuh sebelum tindakan operasi. Artinya, pasien harus dalam kondisi bugar dan tidak memiliki riwayat penyakit tertentu yang rentan berujung komplikasi saat melakukan tindakan terkait.

"Karena operasi sedot lemak memerlukan tindakan yang tepat even saat pembiusan. Dari mulai bius lokal ringan, pasien sadar, sampai pasien ditidurkan," beber dia.

"Yang kita takutkan adalah kemungkinan emboli. Ini risiko yang harus segera cepat ditangani, agar pasien terbantu," pungkasnya.




(naf/up)
Petaka Sedot Lemak
10 Konten
Sedot lemak bukan tanpa risiko. Jika dilakukan bukan oleh pakar yang kompeten di bidangnya, maka tidak ada jaminan bebas komplikasi. Pada beberapa kasus viral, nyawa jadi taruhannya.

Berita Terkait