Babak Baru Bullying PPDS, Chat Viral 'Nasi Padang' hingga Bantahan Bunuh Diri

Round Up

Babak Baru Bullying PPDS, Chat Viral 'Nasi Padang' hingga Bantahan Bunuh Diri

Devandra Abi Prasetyo - detikHealth
Minggu, 18 Agu 2024 05:59 WIB
Babak Baru Bullying PPDS, Chat Viral Nasi Padang hingga Bantahan Bunuh Diri
Foto: Getty Images/iStockphoto/bojanstory
Jakarta -

Bullying di lingkungan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) tengah menjadi sorotan, menyusul kasus meninggalnya residen anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip). Terbaru, beredar chat viral tentang bentuk-bentuk bullying yang diduga dilakukan dokter senior ke junior.

Salah satunya adalah paksaan untuk makan beberapa bungkus nasi padang, sebagaimana tergambar dalam sebuah kutipan chat viral. Selain menyuruh makan nasi padang dalam porsi yang tidak wajar, dokter senior dalam chat tersebut juga mengucapkan kata-kata tidak pantas.

Bahkan dalam chat lain yang juga viral, muncul juga istilah 'jatah istri residen'. Bentuk bullying yang disebut-sebut terjadi di lingkungan PPDS tersebut menuai kecaman dari para pengguna media sosial.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait bentuk-bentuk bullying yang viral tersebut, Kementerian Kesehatan RI mengaku belum bisa mengkonfirmasi kebenarannya. Yang pasti, pihaknya belum mendapatkan laporan terkait bullying yang dimaksud.

"Kalau laporannya belum ada yang melaporkan ya," ujar dr Nadia ketika dihubungi detikcom, Sabtu (17/8/2024).

ADVERTISEMENT

"Ini sedang kita investigasi juga ya, apalagi kalau ini berada di RS vertikal Kemkes," kata dr Nadia.

Bantahan Keluarga soal Bunuh Diri

Sementara itu, kasus meninggalnya residen PPDS di FK Undip tampaknya memasuki babak baru. Pihak keluarga korban buka suara, membantah kabar yang beredar bahwa almarhumah meninggal bunuh diri.

"Terkait yang viral katanya, nuwun sewu (mohon maaf) korban meninggal karena bunuh diri itu kami sangkal. Itu tidak benar. Bahwa almarhumah meninggal dunia karena sakit," kata Susyanto dikutip dari detikJateng, Sabtu (17/8/2024)

Susyanto mengatakan ada kemungkinan almarhumah saat itu berada dalam keadaan capek dan lemas, dirinya menyuntikkan sendiri obat anestesi dan kelebihan dosis.

"Korban meninggal karena sakit, mungkin pas lagi kelelahan keadaan darurat, dia mungkin menyuntikkan anestesinya kelebihan dosis atau apa. Intinya dari keluarga menampik berita bahwa korban meninggal dunia karena bunuh diri," katanya.

NEXT: Keluarga tak berkomentar soal bullying

Respons Keluarga soal Adanya Perundungan

Pihak keluarga juga belum bisa memberikan pernyataan soal ada atau tidaknya perundungan yang dialami almarhumah selama menjalani pendidikan spesialis.

"Soal ada perundungan atau tidak kami tidak bisa memberikan secara vulgar ke media, karena bisa menjadi blunder. Kami akan berikan keterangan secara terang-benderang ke penegak hukum," jelas Susyanto.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Alasan Seseorang Jadi Pelaku Bullying dari Kacamata Psikolog"
[Gambas:Video 20detik]
(dpy/up)
Geger PPDS Undip
50 Konten
Bullying di kalangan PPDS (program pendidikan dokter spesialis) kembali jadi perbincangan. Seorang peserta PPDS anestesi meninggal, disebut-sebut terkait praktik bullying.

Berita Terkait