Janji Kemenkes Tuntaskan Bullying 'Nasi Padang' Dokter PPDS

Round Up

Janji Kemenkes Tuntaskan Bullying 'Nasi Padang' Dokter PPDS

Devandra Abi Prasetyo - detikHealth
Selasa, 20 Agu 2024 06:01 WIB
Janji Kemenkes Tuntaskan Bullying Nasi Padang Dokter PPDS
Bullying di kalangan calon dokter spesialis (Foto: Getty Images/graphixel)
Jakarta -

Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) berkomitmen untuk serius dalam memberantas perundungan atau bullying di lingkungan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Perlahan, Kemenkes menunjukkan adanya progres atau kemajuan terkait hal tersebut.

Terkait salah satu bentuk bullying dari senior ke junior yakni paksaan untuk makan lima bungkus nasi padang, Kemenkes mengakui jika hal itu benar adanya. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI Azhar Jaya mengatakan saat ini pihaknya telah mengantongi nama-nama yang terlibat pada perundungan tersebut.

"Mungkin Anda tahu kasus nasi padang? Nasi padang juga kita akan tuntaskan semua. (Kasus) nasi padang, orangnya akan kita panggil semua," ujar Azhar kepada detikcom di hotel JW Marriot, Kuningan, Jakarta Selatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah ada (nama terduga pelaku) nasi padang," sambungnya.

ADVERTISEMENT




Kemenkes Terima Hampir 1.500 Laporan soal Bullying

Terkait viralnya kasus perundungan di lingkungan PPDS, Kemenkes mengatakan mereka telah mendapatkan hampir 1.500 laporan terkait bullying. Setelah didalami, hanya sekitar 30 persen dari seluruh laporan ini yang bisa diusut.

"Jadi kita di Kemenkes itu terima hampir 1.500 laporan tentang bullying. 70 persen setelah kami dalami itu bukan bullying," ujar Azhar.

"Nah ini yang 30 persen kita tindak lanjuti. Jadi kita nggak serta merta, (menindaklanjuti) laporan bullying. Tapi kita cari dulu bukti-buktinya, kalau ternyata memang kuat kita tindak lanjuti dengan langkah-langkah pendisiplinan di lapangan," sambungnya.

Waktu yang Tepat untuk Melapor

Kemenkes mendorong para korban perundungan untuk segera melaporkan segala bentuk perundungan ke Kemenkes. Kemenkes berjanji akan memberikan sanksi tegas kepada para pelaku jika terbukti ada pelanggaran.

"Ini kesempatan sebenarnya (untuk melapor), dan mereka juga sudah melihat bahwa Kemenkes tidak ragu untuk mengambil tindakan tegas sesuai dengan kewenangannya," tegas Azhar.

Kemenkes berjanji akan terus memperbaiki proses pendidikan pada lingkungan PPDS. Hal ini karena Indonesia masih membutuhkan banyak dokter spesialis.

"Jadi sekali lagi kita sangat membutuhkan dokter spesialis, karena Indonesia masih kurang. Tetapi kita juga harus perbaiki proses pendidikannya," kata Azhar.

"Untuk mendidik dokter spesialis tidak perlulah melalui proses kekerasan, intimidasi yang tidak perlu," tutupnya.

NEXT: Respons Kemenkes soal Bantahan Undip Terkait Bunuh Diri

Sebelumnya, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang membantah jika salah satu mahasiswi PPDS Prodi Anestesi di RSUP dr Kariadi meninggal karena bunuh diri. Undip juga membantah pemicu meninggalnya juga terkait dengan bullying atau perundungan.

Merespons hal tersebut, Kemenkes mengatakan kejadian tersebut saat ini sudah sepenuhnya sedang ditangani pihak kepolisian. Kemenkes juga sedang menunggu informasi terbaru dari pihak berwajib.

"Untuk membuktikan bunuh diri atau tidak, itu kan butuh pembuktian. Saat ini (kasusnya) sedang ditangani pihak kepolisian dan kita akan tunggu bersama-sama," ujar Azhar.

Sudah Berkoordinasi dengan Keluarga Korban

Di sisi lain, Kemenkes mengatakan sudah berkoordinasi dengan pihak keluarga korban agar bisa dengan cepat menyelesaikan kasus ini. Kemenkes saat ini masih memberikan waktu pada keluarga korban untuk berduka, sebelum benar-benar membahas terkait kasus ini.

"Kami sudah berkoordinasi dengan keluarga korban. Mereka masih berduka cita, nggak enak masak kita paksa begitu, kurang etis lah. Tentunya ada proses, tapi kita akan berusaha menyelesaikan secepat-cepatnya," tutup Azhar.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Ketiga Terdakwa Pemerasan PPDS Anestesi Undip Divonis 2 Tahun dan 9 Bulan Bui"
[Gambas:Video 20detik]
(dpy/up)
Geger PPDS Undip
50 Konten
Bullying di kalangan PPDS (program pendidikan dokter spesialis) kembali jadi perbincangan. Seorang peserta PPDS anestesi meninggal, disebut-sebut terkait praktik bullying.

Berita Terkait