RSPON Bangun Institut Neurosains Nasional, Menkes Minta Penelitian Saraf Diperbanyak

RSPON Bangun Institut Neurosains Nasional, Menkes Minta Penelitian Saraf Diperbanyak

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Kamis, 17 Okt 2024 07:47 WIB
RSPON Bangun Institut Neurosains Nasional, Menkes Minta Penelitian Saraf Diperbanyak
Foto: Khadijah Nur Azizah/detikHealth
Jakarta -

Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono (RS PON) memulai proses penutupan atap atau topping off untuk proyek pembangunan Gedung Institut Neurosains Nasional (INN). Tujuan pembangunan gedung ini adalah meningkatkan kualitas dan kapastias pelayanan kesehatan khususnya di bidang otak dan persyarafan.

Meresmikan pembangunan tersebut, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meminta agar pembangunan gedung baru ini diikuti dengan perubahan budaya kerja yang baru. Budaya kerja baru yang dimaksud adalah budaya yang fokus melayani masyarakat dan mengedepankan profesionalisme.

"Budaya di mana siapapun bisa masuk, apapun latar belakang agamanya, sukunya, pendidikannya. Budaya, yang kalau mau kerja sama itu, mau kerja sama dengan semua orang, jangan hanya sama satu perguruan tinggi saja," ucapnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menkes menyebutkan, perubahan budaya kerja di rumah sakit akan menjadi fokus Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam lima tahun ke depan. Menurutnya, tolak ukur keberhasilan perubahan budaya kerja di rumah sakit adalah jika banyak warga Malaysia dan Singapura yang datang berobat ke Indonesia.

"Layanan kita memang kurang bagus, tapi bukan dari sisi hardware, tapi karena budaya, perilaku, servis, keterampilan, spend waktu, empati, itu yang masalah dan harus kita perbaiki bersama," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Selain perubahan budaya kerja, Menkes kembali mengingatkan tiga hal yang harus dilakukan oleh RS PON sebagai rujukan nasional layanan stroke. Pertama, memberikan layanan neurologi terbaik; kedua, menjadi pusat penelitian yang terdepan; dan ketiga, melakukan pengampuan nasional.

Pembangunan gedung baru ini juga direncakanan untuk mengakomodir Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Hospital Based System bagi pendidikan spesialis neurologi, yang rencananya dimulai pada awal 2025.

"Program Pendidikan Hospital Based ini diharapkan dapat membantu pemenuhan kebutuhan dokter spesialis neurologi Indonesia," ucap Direktur Utama RS PON dr. Adin Nulkhasanah, Sp.S, MARS.




(kna/kna)

Berita Terkait