Dokter Onkologi Bicara Penyebab Pasien Kanker RI Pilih Berobat ke Negara Tetangga

Dokter Onkologi Bicara Penyebab Pasien Kanker RI Pilih Berobat ke Negara Tetangga

Averus Kautsar - detikHealth
Rabu, 11 Des 2024 13:00 WIB
Dokter Onkologi Bicara Penyebab Pasien Kanker RI Pilih Berobat ke Negara Tetangga
Ilustrasi. (Foto: Getty Images/David Gyung)
Jakarta -

Singapura dan Malaysia menjadi dua negara pilihan pasien kanker di Indonesia untuk berobat. Hal ini lantas memunculkan pertanyaan apa yang membuat banyak pasien kanker memilih berobat ke luar negeri? Padahal, dokter di Indonesia sebenarnya juga tidak kalah mumpuni dari dokter di negara tetangga.

Ketua Perhimpunan Hematologi-Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia (PERHOMPEDIN) Dr dr Tubagus Djumhana SpPD KHOM berpendapat ada beberapa hal yang membuat pengobatan kanker di Malaysia dan Singapura menjadi pilihan.

dr Djumhana menjelaskan layanan kesehatan Singapura sangat mengedepankan service yang baik pada pasien. Hal ini membuat pasien yang menjalani pengobatan kanker di Singapura merasa sangat nyaman di sana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penting juga adalah bagaimana men-treat pasien itu seperti di sana. Karena mereka tidak banyak pasien, jadi lebih banyak untuk berdiskusi dengan pasien, namanya speak up biarkan pasien menceritakan apa yang dikeluhkan, dan kita mendengar. Itu waktu yang kita tidak punya adalah karena banyaknya pasien kita," ujar dr Djumhana ketika berbincang dengan detikcom, Selasa (10/11/2024).

Hal yang dilakukan oleh Malaysia berbeda. Pemerintah Malaysia memberlakukan aturan-aturan tertentu yang membuat harga obat-obatan kanker di sana menjadi lebih murah atau bahkan gratis.

ADVERTISEMENT

Apabila ada obat yang tidak bisa didapatkan dengan harga lebih terjangkau, pasien kanker akhirnya pergi ke Malaysia.

"Malaysia beda lagi. Pemerintah di sana memberikan kontribusi jasanya sehingga ada obat-obat yang memang digratiskan atau tidak ada pajak, atau dimurahkan. Sehingga orang Indonesia juga pesannya untuk mencari yang murah seperti itu," jelasnya.

Oleh karena itu, penting menurutnya untuk mendorong program medical tourism untuk memberikan pelayanan yang terbaik pada pasien. Selain itu, obat-obatan kanker yang tersedia di Indonesia juga harus dijaga ketersediaannya dan dibuat terjangkau harganya.

"Obatnya harus juga cepat masuk ke Indonesia. Kalau nggak, maka obatnya tidak ada, orang-orang akhirnya pada pergilah ke Malaysia atau Singapura untuk mencari obat," tandasnya.




(avk/kna)

Berita Terkait