Tidak seperti Malaysia, Indonesia disebut masih nihil kasus human metapneumovirus (hMPV) walau virus sudah merebak di banyak negara sejak 2001. Malaysia sendiri mencatat temuan rutin kasus hMPV, meningkat dari 225 kasus pada 2023 menjadi 327 pasien sepanjang 2024.
Pakar epidemiologi Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia menyebut kemungkinan besar hMPV juga sudah menyebar di Indonesia.
"Sekali lagi karena ini juga bukan virus baru, tapi sudah ada sejak 2001, artinya potensi bahwa itu sudah ada di Indonesia lama, ya sangat besar, ini yang seharusnya dipahami oleh semua, termasuk pemerintah. Nggak usah heran, nggak usah kaget," sorot Dicky saat dihubungi detikcom Senin (6/1/2025).
"Bahwa sampai saat ini kita belum menemukan, ini yang harus jadi kewaspadaan, apalagi di era globalisasi seperti ini di tengah juga bahwa negara tetangga sudah mencatat selama ini kasus itu ada, artinya kita harus tingkatkan kemampuan deteksi kita," lanjutnya.
Meski begitu, Dicky mengimbau masyarakat tidak perlu merasa khawatir berlebihan. Perlu dicatat, hMPV adalah penyakit musiman dengan gejala umum ringan seperti batuk pilek biasa.
Adapun peningkatan kasus penyakit pernapasan di China diduga akibat tingginya mobilitas penduduk menjelang tahun baru China. Terlebih, penggunaan masker dan menjaga jarak sudah tidak lagi wajib.
Faktor kedua yakni post pandemic, orang yang semula memiliki kekebalan atau imunitas terkait virus perlahan mulai menurun seiring berjalannya waktu. Virus kemudian bermutasi dan membuat dirinya lebih mudah menginfeksi manusia.
(naf/up)