Masalah anak GTM (gerakan tutup mulut) seringkali membuat orang tua menjadi pusing. Hal ini tentu saja bisa berdampak serius apabila tidak segera ditangani, khususnya pada pemenuhan nutrisi anak.
Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr dr Meta Herdiana Hanindita SpA(K) menjelaskan bahwa faktor utama seorang anak menjadi GTM adalah praktik pemberian makanan yang kurang tepat. Salah satu kesalahan yang mungkin sering dilakukan orang tua adalah memberi anak gadget agar tenang saat diberi makan.
Menurutnya, pemberian gadget pada anak ketika makan bisa menjadi salah satu faktor distraksi yang kuat, padahal selama makan anak harus fokus dan tidak boleh ada distraksi. Ini juga berlaku dengan distraksi-distraksi lain yang dilakukan orang tua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak boleh ada distraksi, kita tahu jaman sekarang mama-mama muda kalau ngasih makan anaknya pasti disambi ya, entah sambil jalan-jalan, youtube-an, entah sambil liat ikan, lihat odong-odong, main game, dan sebagainya," kata dr Meta dalam acara temu media bersama IDAI, Selasa (21/1/2025).
Selain menjauhkan anak dari distraksi, beberapa aturan yang harus diperhatikan orang tua adalah jadwal makan teratur dan pembatasan durasi maksimal 30 menit. Meski makanan tidak habis dalam 30 menit, maka waktu makan harus dihentikan.
Menurut dr Meta, prinsip dasar dari aturan pemberian makan ini adalah membuat anak dapat mengenali sinyal lapar dan kenyang. Ketika ada distraksi, jadwal makan tidak teratur, atau durasi makan tidak dibatasi, anak bisa jadi tidak terlatih merasakan sinyal kenyang atau lapar.
"Sehingga yang mungkin muncul persepsi orang tua, 'Ini anak kenapa nggak lapar-lapar ya? Perasaan tadi sudah ngreog sana sini, tapi kok nggak mau makan,' karena memang tidak dikenal sinyal lapar dan kenyangnya," sambung dr Meta.
Untuk mencegah atau mengatasi GTM pada anak, dr Meta menyarankan orang tua harus mulai menerapkan aturan makan yang benar. Apabila selama aturan makan diterapkan anak tetap GTM, orang tua bisa berkonsultasi dengan dokter anak terpercaya.
Selain masalah makan, ada faktor masalah kesehatan lain yang mungkin juga bisa membuat anak melakukan GTM, misalnya karena ada kondisi kesehatan lain.
"Gimana kalau sudah diterapkan tapi anak tetap nggak mau makan? Kalau terjadi pasti penyebabnya bukan hanya sinyal lapar dan kenyang, kita perlu mencari penyebab medis lain yang mendasari. Jangan-jangan ada TBC, anemia defisiensi besi, atau jangan-jangan ada penyakit lain yang perlu dieksplor dicari penyebabnya agar ditangani dengan baik," tandasnya.
(avk/kna)











































