Hari Kanker Anak Internasional 2025

YKAKI Kembali Gelar #BeraniGundul 2025, Dukung Anak-anak Sembuh dari Kanker

Devandra Abi Prasetyo - detikHealth
Sabtu, 15 Feb 2025 12:39 WIB
Perayaan Hari Kanker Anak Internasional oleh Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia. (Foto: Devandra/detikHealth)
Jakarta -

Dalam rangka memeringati Hari Kanker Anak Internasional (HKAI) setiap tanggal 15 Februari, Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) kembali menggelar aksi #BeraniGundul. Acara ini sebagai simbol dukungan kepada para anak-anak pejuang kanker.

Pada peringatan International Childhood Cancer Day (ICCD) tahun ini, YKAKI mengusung tema "#BeraniGundul Lawan Kanker pada Anak, Childhood Action-Inspiring Action". Acara ini digelar di Mal Gandaria City, Jakarta Selatan, Sabtu (15/2/2025).

Tema ini diangkat berdasarkan wawasan yang dikumpulkan pada tahun pertama kampanye (2024) yang bertema "Univeiling Challenges". Fase kedua kampanye mengalihkan fokusnya ke solusi yang dapat ditindaklanjuti.

Founder YKAKI Ira Soelistyo mengatakan gelaran ini rutin digelar sejak tahun 2014. Menurutnya, ini sebagai salah satu dukungan kepada para anak-anak pejuang kanker di Indonesia.

"Umumnya kan mereka dibotakin karena rambutnya rontok ya. Jadi mereka dengan bangganya dengan rambut botak," kata Ira di Jakarta Selatan, Sabtu (15/2/2025).

"Kalau di luar negeri anak-anak (pejuang kanker) habis botak dikasih topi, jadi mereka senang. Tapi kalau di Indonesia nggak ada yang mau pakai topi, mereka percaya diri," sambungnya.

Melalui aksi #BeraniGundul ini, lanjut Ira, anak-anak pengidap kanker bisa lebih semangat untuk mendapatkan kesembuhan.

"Gundul is cool. Jadi bukan sesuatu yang menakutkan, apalagi bagi anak-anak yang perempuan ya," katanya.

Senada, Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan RI, dr Siti Nadia Tarmizi mengapresiasi aksi #BeraniGundul yang digelar YKAKI. Menurutnya, ini bisa sebagai simbol bahwa anak-anak pejuang kanker tidak berjuang sendiri.

"Untuk anak-anak pengidap kanker membuktikan bahwa kita tidak sendiri. Ada banyak orang tua, anak-anak, adik-adik, dan orang-orang di belakang kita yang mendukung untuk kita menjadi sembuh," kata Nadia.

Nadia menambahkan bahwa salah satu pekerjaan rumah Indonesia dalam melawan kanker pada anak adalah terkait pendeteksian. Pasalnya, kasus-kasus kanker anak biasanya ditemukan sudah pada stadium lanjut.

"Pasti ini akan membutuhkan biaya yang lebih besar karena obatnya pakai yang lebih kuat. Kedua, angka survival-nya menjadi semakin rendah," kata Nadia.

Ke depannya, Kemenkes akan memaksimalkan skrining kanker sejak awal seperti di negara-negara maju. Hal ini agar mereka yang mengidap penyakit ini bisa dideteksi lebih dini dan mendapatkan peluang sembuh lebih besar.

"Upaya yang dilakukan pemerintah adalah melalui cek kesehatan gratis (CKG). Di mana melalui cek kesehatan gratis ini selain bisa cek gula, darah tinggi, tapi juga beberapa penyakit kanker," tutupnya.

Dalam rangka Hari Kanker Anak Sedunia, penting untuk meningkatkan kesadaran akan faktor lingkungan yang dapat memengaruhi kesehatan anak, termasuk paparan bahan kimia berbahaya seperti BPA (Bisphenol-A). World Health Organization (WHO) telah mengingatkan bahwa BPA berisiko mengganggu sistem hormon dan dapat menyebabkan gangguan perkembangan pada anak-anak. Untuk itu, penggunaan bahan bebas BPA pada kemasan makanan, galon, dan mainan anak sangat dianjurkan demi melindungi kesehatan anak-anak dari paparan zat berbahaya.



Simak Video "Video: Peran Suho EXO Jadi Duta Kehormatan Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia"

(dpy/up)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork