Puasa Bisa Mengurangi Risiko Stroke, Ini Penjelasan Medisnya

#RamadanJadiMudah by BSI

Puasa Bisa Mengurangi Risiko Stroke, Ini Penjelasan Medisnya

Averus Kautsar - detikHealth
Jumat, 07 Mar 2025 17:00 WIB
Puasa Bisa Mengurangi Risiko Stroke, Ini Penjelasan Medisnya
Manfaat puasa bagi otak (Foto: Getty Images/janiecbros)
Jakarta -

Puasa Ramadan adalah salah satu momen yang penting bagi umat Islam. Selain dipenuhi keberkahan, ibadah yang erat kaitannya dengan pola makan ini juga punya manfaat bagi kesehatan.

Selain dapat membantu proses penurunan berat badan, berpuasa juga bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan saraf dan fungsi otak. Spesialis bedah saraf Siloam Hospitals Dr dr Harsan, SpBS menyebut bahwa berpuasa, termasuk salah satu langkah pencegahan faktor risiko stroke.

Menurut dr Harsan, ada banyak faktor risiko stroke yang berkaitan dengan makanan, di antaranya seperti diabetes dan tekanan darah tinggi. Pengendalian pola makan selama berpuasa menjadi salah satu langkah mengurangi faktor risiko tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya, saya setuju itu (puasa meningkatkan kesehatan saraf dan otak)," kata dr Harsan ketika ditemui detikcom di Siloam Hospitals Lippo Village, Tangerang, Banten, Kamis (6/3/2025).

"Manfaatnya ya mengendalikan gula darah, makan juga menjadi tidak berlebihan, semacam itu. Pengendalian diri kuncinya. Dengan pengendalian diri, makannya jadi lebih sehat, otomatis bukan hanya otak, jantung dan ginjal juga jadi lebih sehat," sambungnya.

Pengendalian diri kuncinya. Dengan pengendalian diri, makannya jadi lebih sehat, otomatis bukan hanya otak, jantung dan ginjal juga jadi lebih sehat

Dr dr Harsan, SpBS - Siloam Hospitals

Tentunya bukan sekadar menahan lapar, dr Harsan mengingatkan masyarakat untuk juga memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi. Tak sedikit masyarakat yang justru menjadi kalap ketika berbuka puasa, sehingga malah mengonsumsi makanan-makanan tidak sehat, seperti makanan tinggi gula, garam, dan lemak.

Menurutnya, kunci dari berpuasa adalah pengendalian diri. Selain berhenti makan dari subuh sampai maghrib, masyarakat harus lebih sadar dengan apa yang dikonsumsi.

"Kalau kita hanya melihat ke faktor makanan, faktor risikonya tentu akan mengecil. Tentu saja membuat dalam tanda petik, orang menjadi lebih sehat dan risiko strokenya juga lebih kecil," sambungnya.

Senada, spesialis neurologi Siloam Hospitals, Prof Dr dr Yusak Mangara Tua Siahaan, SpN(K), mengatakan bahwa berpuasa membantu masyarakat untuk mengurangi faktor risiko stroke yang ada di tubuh mereka.

"Jadi bicaranya pada faktor risiko ya. Misalnya dia punya hipertensi atau diabetes, kolesterol, dan merokok. Orang yang biasanya merokok, jadi tidak merokok. Orang yang biasanya makan pagi siang malam terus-terusan, dia bisa tidak makan, sehingga kadar kolesterolnya bisa menurun, dan kadar gulanya membaik," tandas dr Yusak.




(avk/up)
Puasa dalam Neurosains
6 Konten
Puasa Ramadan dengan berbagai rangkaian ibadah yang menyertainya tidak hanya memberikan kedamaian dalam hati. Manfaat kesehatan juga berlimpah menyertai berkatnya. Ini juga bisa dijelaskan dari sudut pandang neurosains.

Berita Terkait