Risiko Penyakit Paru Akibat Kamar Lembap dan Penggunaan Pengharum Ruangan

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Kamis, 17 Apr 2025 08:31 WIB
Ilustrasi. (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Munculnya penyakit pada saluran pernapasan dapat terjadi karena kondisi kamar yang lembap atau penggunaan pengharum ruangan jenis apapun. Hal itu membuat kualitas udara menjadi lebih buruk.

Spesialis paru dr Agus Susanto, SpP, mengungkapkan saat aliran udara di kamar berjalan dengan bagus melalui ventilasi, maka kualitas udara akan terjaga dengan baik. Terkait risikonya, penyakit yang disebabkan oleh kelembapan dan penggunaan pengharum ruangan merupakan dua hal yang berbeda.

"Kalau ruangan terlalu lembap dan sirkulasi udaranya kurang, ruangan itu akan mengandung mikroorganisme karena terlalu lembap. Banyak mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, karena dia terlalu lembap, tidak ada sirkulasi udara yang bagus," terang dr Agus pada detikcom, Rabu (16/4/2025).

"Risikonya bisa meningkatkan infeksi mulai dari semua yang terpapar dengan udara tersebut. Dari infeksi di kulit seperti jamur di kulit, bisa misalnya terjadi alergi pada kulit karena bersentuhan dengan partikel-partikel udara lembap. Pada beberapa orang yang sensitif bisa terkena alergi di kulit," lanjutnya.

Selain itu, kelembapan udara di kamar juga bisa mengganggu fungsi mukosa hidung, yang berdampak menjadi rinitis. Bisa juga menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) berulang, batuk, pilek, faringitis, sakit tenggorokan.

Ketika kondisinya semakin parah, bisa meningkatkan terjadinya infeksi paru pneumonia, asma pada orang yang sensitif dan penyakit pernapasan obstruktif kronis (PPOK).

Bagaimana dengan Efek dari Penggunaan Pengharum Ruangan?

dr Agus menjelaskan pengharum ruangan biasanya komponennya mengandung partikel dan bahan kimia. Ini bisa mempengaruhi dua aspek, yakni iritasi pada saluran pernapasan dan hipersensitif.

Pada aspek iritasi, partikel-partikel yang ada pada pengharum ruangan biasanya sangat halus, termasuk kategori partikel pm 2,5 atau di bawahnya. Hal itu yang bisa menyebabkan iritasi di saluran pernapasan.

"Tapi kalau jumlahnya tidak banyak (partikelnya), bisa dibersihkan oleh saluran napas kita melalui mucosal clearance dan itu tidak akan menjadi masalah," jelas dr Agus.

Menurutnya, saat partikel pengharum ruangan itu terus menumpuk, akan bisa menyebabkan iritasi saluran pernapasan, seperti peradangan dengan keluhan seperti batuk.

Pada aspek hipersensitif, ini biasanya muncul pada orang yang alergi atau sensitif terhadap komponen dari pengharum ruangan.

"Pada beberapa orang tertentu kalau menghirup pengharum ruangan itu, dia akan muncul reaksi hipersensitivitas pada saluran napas. Sehingga dia langsung batuk-batuk, terjadi penyempitan saluran napas, langsung napasnya bunyi seperti asma," tuturnya.

Maka dari itu, dr Agus mengingatkan untuk selalu menjaga sirkulasi udara, bisa dengan penggunaan AC atau jendela yang dibuka.



Simak Video "Video: Kota Lahore di Pakistan Timur Diselimuti Kabut Asap Beracun"


(sao/kna)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork