Visceral fat, jenis lemak yang dikaitkan dengan obesitas sentral, belakangan ini menjadi perbincangan hangat. Dalam satu kesempatan, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut pria dengan ukuran celana 32 ke atas, yang mengindikasikan obesitas sentral, lebih cepat 'bertemu' dengan Allah.
Menurut Menkes Budi, keberadaan visceral fat yang berlebihan dapat menjadi sinyal bahaya. Terlebih, banyak penyakit kronis yang mengintai apabila seseorang mengalami obesitas sentral.
Meluruskan kesimpangsiuran, spesialis jantung dr Vito A Damay, SpJP(K) menjelaskan bahwa sebenarnya yang menjadi patokan bukanlah ukuran celana, melainkan lingkar pinggang. Namun, ukuran celana biasanya menjadi sinyal yang paling mudah disadari, bahwa kondisi lemak perut sudah tidak normal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara medis, lingkar pinggang lebih dari 90 cm pada pria dan lebih dari 80 cm pada wanita, sudah terbukti meningkatkan risiko serangan jantung, diabetes, dan stroke," kata dr Vito saat dihubungi detikcom, Jumat (16/5/2025).
"Pemicunya adalah lemak visceral. Lemak dalam rongga perut yang diam-diam menyelimuti organ vital dan memicu peradangan," sambungnya.
Sebelumnya, dr Vito telah melakukan penelitian terkait hal ini. Menurut riset tersebut, obesitas sentral terbukti dapat meningkatkan risiko penyumbatan di pembuluh darah jantung.
"Dalam penelitian saya yang dipublikasikan di Indonesian Journal of Cardiology 2017 dan Medicinus, kami meneliti pasien-pasien yang menjalani kateterisasi jantung," kata dr Vito.
"Kami menemukan bahwa, semakin tinggi rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan, semakin besar tingkat keparahan sumbatan pembuluh darah koroner. Artinya, perut buncit bukan sekadar lemak, tapi tanda bahaya yang bisa diukur," sambungnya.
NEXT: Menghilangkan lemak visceral
Lalu, bagaimana untuk menghilangkan lemak viseral ini?
Menurut dr Vito, lemak perut, terutama visceral fat ini bukan tentang kalori masuk dan keluar. Ada banyak faktor lain yang memengaruhi seperti hormon, stres, dan pola hidup yang jarang dibahas.
dr Vito menambahkan, berikut adalah faktor-faktor yang umumnya menjadi 'penghalang' bagi seseorang yang ingin membakar lemak viseral.
1. Kurang Tidur
Kalau tidur kurang dari 6 jam, tubuh akan memproduksi lebih banyak kortisol (hormon stres) dan ghrelin (hormon lapar). Kombinasi maut ini membuat lebih mudah lapar dan susah bakar lemak.
2. Stres yang Dipendam
Stres itu bukan hanya bikin pusing, tapi juga bikin perut buncit, kenapa? Karena stres kronis memicu penumpukan lemak visceral.
3. Salah Pilih Makanan 'Sehat'
Terkadang orang berpikir sudah sehat karena minum jus setiap hari atau setiap malam sebelum tidur. Padahal jus buahnya tinggi gula atau makan granola yang katanya sehat, padahal kalorinya yang dimakan bisa setara sepiring nasi goreng.
4. Kurang Massa Otot
Olahraga hanya kardio saja nggak cukup. Latihan kekuatan (strength training) penting untuk menaikkan massa otot. Semakin besar otot, semakin banyak kalori yang dibakar, bahkan saat tidur.
5. Makan Terlalu Malam dan Kebiasaan Ngemil
Menurut dr Vito, makan yang larut malam ditambah dengan cemilan yang manis merupakan mimpi buruk bagi hormon insulin dan metabolisme.











































