Viral Grup Inses 'Fantasi Sedarah', Pakar Seks dr Boyke Angkat Bicara

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Jumat, 16 Mei 2025 14:35 WIB
Ilustrasi. (Foto: Getty Images/Nixxphotography)
Jakarta -

Viral grup Facebook 'Fantasi Sedarah' berisi kurang lebih 40 ribu orang. Nama tersebut merujuk pada hubungan dengan saudara kandung maupun orang tua.

Terlihat dari percakapan dalam grup yang banyak di antaranya berbagi pengalaman sudah melakukan hubungan intim dan aktivitas seks lain dengan anak, orangtua, bahkan paman. Hubungan sedarah yang populer dengan sebutan 'inses' ini juga disoroti pakar seks dr Boyke Dian Nugraha.

Menurutnya, semakin marak penyimpangan yang dilakukan secara terbuka menjadi tanda kondisinya sudah lebih dari darurat.

"Saya kira ini sudah lebih dari darurat kalau sudah seperti ini, kalau mereka sudah sampai bikin grup dan santai-santai saja, tidak ada teguran, tidak ditangkap," beber dr Boyke saat dihubungi detikcom Jumat (16/5/2025).

"Padahal jelas risikonya sangat banyak termasuk terlahir predator-predator seksual dari grup tersebut, belum lagi risiko luasnya kasus HIV/AIDS, kanker mulut rahim pada wanita, dan masih banyak lagi. Bagaimana mau menghadapi generasi emas?" tandasnya.

dr Boyke menyebut perilaku penyimpangan seksual semacam ini sebagian besar dipicu tontonan pornografi, trauma di masa lalu, dan korban penyimpangan seksual. Kasus ini bisa menular termasuk pada korban.

Suatu hari, korban bisa melakukan hal yang sama dengan lingkungan terdekat. Termasuk saat menjadi ayah maupun ibu. Faktor ekonomi disebut dr Boyke juga ikut berpengaruh.

"Misalnya dia rumahnya kecil, tidak ada privasi, sehari-hari dekat dengan saudara, sepupu, dan hanya seperti itu aktivitasnya, terjadi lah inses itu," jelas dr Boyke.

Grup seperti 'Fantasi Sedarah' sebenarnya juga marak beredar jenis penyimpangan seksual lainnya, termasuk pedofilia, sadomasokis, dan lain-lain. Kunci dari anak terbebas paparan tersebut adalah pembatasan gadget.

Dirinya menyayangkan tidak ada regulasi yang ketat dan jelas terkait pembatasan penggunaan gadget pada anak, yang semakin membuat ruang aman mereka terkikis. Walhasil, anak ikut memiliki bakat menjadi predator seks di masa mendatang.

Persoalan kedua adalah minimnya layanan konseling yang bisa diakses dengan mudah dan cepat.

"Banyak yang merasakan itu dan bingung berkonsultasi ke mana, mau ke psikiater takutnya dianggap dalam tanda kutip sudah kelainan jiwa berat kan," sorotnya.

NEXT: Peran pemerintah



Simak Video "Video Top 5: Penembakan Influencer Meksiko hingga Rumah Atalarik Dieksekusi"


(naf/up)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork