Varian JN.1 Picu Lonjakan COVID-19 di Malaysia, Warga Diminta Waspada

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Rabu, 28 Mei 2025 12:35 WIB
Kondisi kasus COVID-19 di Malaysia. (Foto: AP/Vincent Thian)
Jakarta -

Warga di Malaysia diminta tetap waspada terhadap kasus COVID-19, mengingat liburan sekolah akan tiba. Ahli virologi Kumitaa Theva Das mengatakan biasanya akan terjadi peningkatan kasus COVID-19 saat banyak orang berkumpul.

Di situlah penyebaran virus dapat terjadi. Ia memberi contoh peningkatan kasus yang terjadi di Thailand.

"Misalnya, lonjakan di Thailand dikaitkan dengan Festival Songkran pada bulan April," terang Dr Kumitaa yang dikutip dari The Straits Times.

"Namun, karena varian JN.1 ini telah beredar cukup lama, kita tidak akan melihat 20 ribu kasus per hari lagi meskipun sekolah sedang libur," sambungnya.

Diketahui, seluruh sekolah di Malaysia akan diliburkan selama satu minggu, yang dimulai pada 29 Mei hingga 9 Juni 2025.

Meski begitu, Dr Kumitaa memastikan bahwa tidak akan ada peningkatan pasien di rumah sakit negara tersebut karena lonjakan kasus COVID-19.

Para ahli menduga bahwa JN.1 yang merupakan garis turunan varian Omicron sudah muncul di beberapa negara, termasuk Malaysia, sejak dua tahun lalu.

Berdasarkan pengamatan Dr Kumitaa, lonjakan kasus di negara-negara tetangga seperti Singapura disebabkan oleh varian LF.7 dan NB.1.8, yang merupakan turunan dari JN.1.

Di Malaysia, varian LF.7 juga sudah terdeteksi sejak pertengahan 2024.

"Ini berarti banyak orang mungkin telah terinfeksi sebelumnya dan memiliki kekebalan terhadapnya," tuturnya.

Meskipun kekebalan telah terbentuk, Dr Kumitaa tetap mengimbau masyarakat Malaysia untuk tetap waspada dan menggunaan masker jika perlu.

"Jika Anda memiliki anak kecil atau lansia di keluarga, memakai masker akan membantu menjaga Anda tetap aman, terutama bagi kelompok berisiko tinggi," tegas Dr Kumitaa.

Pada kesempatan berbeda, Kepala unit penyakit menular Rumah Sakit Penang Dr Chow Ting Soo juga meminta agar masyarakat Malaysia untuk tidak lengah pada COVID-19.

"Kita harus mempraktikkan etika batuk yang baik dan menghindari tempat umum saat terserang penyakit pernapasan," beber Dr Chow.

Dr Chow mengatakan bahwa orang lanjut usia dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah wajib menggunakan masker serta menghindari tempat ramai. Ia juga mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan dan segera mendapatkan vaksinasi.

"Saat ini, vaksin COVID-19 tersedia di klinik kesehatan pemerintah. Lansia dan mereka yang memiliki penyakit komorbid bisa mendapatkannya melalui aplikasi MySejahtera," jelasnya.

NEXT: Tidak ada peningkatan kasus




(sao/kna)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork