Berencana Liburan saat Long Weekend, Waspadai Munculnya Penyakit Ini

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Rabu, 28 Mei 2025 13:30 WIB
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
Jakarta -

Menjelang long weekend, mobilitas masyarakat mulai meningkat. Alih-alih beristirahat, banyak yang melakukan aktivitas liburan dan tidak memperhatikan waktu istirahat.

Praktisi kesehatan sekaligus Dekan FKUI Prof Ari Fahrial Syam, SpPD, mengingatkan sejumlah masalah kesehatan yang umum terjadi pasca libur panjang. Itu dapat terjadi karena gaya hidup yang kurang sehat dan faktor cuaca.

"Di kondisi panas saat ini, memang yang sering terjadi adalah infeksi saluran pernapasan atas. Apalagi mengonsumsi makanan yang manis-manis atau goreng-gorengan, sehingga ini akan mencetuskan infeksi saluran pernapasan atas," terang Prof Ari saat dihubungi detikcom, Selasa (27/5/2025).

Selain itu, di tengah euforia long weekend bisa membuat sebagian orang lupa untuk minum. Hal ini dapat membuat kebutuhan cairan di tubuh berkurang.

"Sehingga dapat terjadi dehidrasi, termasuk juga di daerah tenggorokan akan menjadi kering," tambahnya.

Terlalu banyaknya aktivitas selama long weekend juga dapat membuat orang-orang kurang tidur malam. Ini membuat banyak orang menghabiskan waktunya di malam hari bahkan sampai dini hari dan menyebabkan kelelahan.

Di tengah cuaca yang tidak bisa diprediksi ini, juga dapat tiba-tiba turun hujan. Maka dari itu, Prof Ari menyarankan untuk mengantisipasi perubahan cuaca yang drastis ini.

"Terutama pada orang-orang yang alergi dingin, siap-siap menggunakan jaket dan jangan sampai terpapar hujan," tutur Prof Ari.

Prof Ari juga menyinggung terkait kasus COVID-19 yang saat ini kembali meningkat di sejumlah negara. Meski begitu, ia mengimbau agar masyarakat untuk tidak terlalu panik.

Namun, ia tetap menganjurkan untuk penggunaan masker dan menghindari kerumunan. Sebab, tidak bisa memprediksi orang-orang yang ada di sekitarnya yang mungkin terinfeksi COVID-19.

"Memang terjadi peningkatan kasus COVID-19. Tapi, sejauh ini, sebagian dari masyarakat sudah divaksin, sehingga terbentuk kekebalan tubuh," kata Prof Ari.

"Tapi, penting untuk menghindari kerumunan, di mana kita tidak bisa memprediksi apakah terinfeksi COVID-19 atau tidak. Kalau kita ragu, kita menggunakan masker. Dan sebaliknya, saat ada anggota keluarga kita yang memang sedang flu, sebaiknya menggunakan masker, sehingga tidak menularkannya kepada orang lain," pungkasnya.



Simak Video "Video: Ratusan Anak Terjangkit ISPA-Penyakit Kulit Pascabanjir di Sumut"

(sao/kna)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork