Harus Banget Minum Susu 2 Liter Sehari? Ini Saran Dokter Jika Ingin Anak Tumbuh Tinggi

Harus Banget Minum Susu 2 Liter Sehari? Ini Saran Dokter Jika Ingin Anak Tumbuh Tinggi

Elmy Tasya Khairally - detikHealth
Jumat, 30 Mei 2025 18:03 WIB
Harus Banget Minum Susu 2 Liter Sehari? Ini Saran Dokter Jika Ingin Anak Tumbuh Tinggi
Harus banget minum susu biar tinggi badan maksimal? (Foto: Getty Images/pinstock)
Jakarta -

Anjuran minum susu belakangan bermunculan, ditujukan bagi yang ingin pertumbuhan tinggi badan anaknya lebih optimal. Ada benarnya, tapi nggak harus 2 liter sehari juga sih.

Pakar nutrisi dr Dessy Suci Rachmawati, SpGK menjelaskan, produk susu pertumbuhan umumnya memang difortifikasi atau diperkaya berbagai mikronutrien. Sebagian di antaranya memang penting, dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak.

Namun penting dicatat, menurut dr Dessy, kandungan vitamin dan mineral juga ada dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Karenanya, tumbuh kembang yang optimal sebenarnya juga bisa dicapai dengan memperhatikan pola makan sehari-hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau makannya sudah cukup beragam dengan komposisi yang sudah baik, harapannya adalah mikronutriennya sudah terpenuhi," jelasnya kepada detikcom, Jumat (30/5/2025).

ADVERTISEMENT

Tegasnya, minum susu menurut dr Dessy sebenarnya tidak diwajibkan selama kebutuhan mikronutrien bisa tercukupi dari makanan yang biasa dikonsumsi. Susu dibutuhkan ketika asupan mikronutrien tidak tercukupi, misalnya karena perilaku 'picky eating' atau pilih-pilih makanan.

"Kalau makannya, ibarat kata, doyannya cuma nasi sama telur, Itu berarti butuh tambahan yang sengaja diberikan supaya membantu untuk mendapatkan mikronutrien, vitamin dan mineral tadi," jelas dr Dessy, menjelaskan kondisi ketika susu dapat diberikan untuk melengkapi asupan nutrisi.

"Tapi ya nggak 2 liter juga. Karena kita kan punya AKG ya, angka kecukupan gizi," tandasnya.




(elk/up)
Sehari 2 Liter Susu
3 Konten
Sehari 2 liter susu disebut punya pengaruh positif terhadap pertumbuhan tinggi badan. Namun para pakar meragukan klaim tersebut, dan menyebutnya sebagai praktik yang tidak realistis. Bahkan berisiko bagi kesehatan.

Berita Terkait