Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) Taruna Ikrar menyebut sejak akhir Juli kasus keracunan pangan makan bergizi gratis meningkat signifikan. Pihaknya menyebut sudah melakukan pengujian laboratorium dan menemukan setidaknya 17 persen dari sampel yang diuji, terkonfirmasi positif mengandung bakteri.
"Mulai akhir Juli luar biasa, sangat meningkat kasus ini. Dan persoalan ini sebenarnya ada pada satuan pemenuhan pelayanan gizi (SPPG), bila kita menyelesaikan persoalannya, Insya Allah fase berikutnya tidak terjadi lagi," beber dia dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Rabu (1/10/2025).
Adapun 17 persen keracunan pangan MBG yang diuji, terkonfirmasi positif jenis bakteri berikut:
- staphylococcus aureus
- bacillus cereus
- salmonella
Data tersebut didapatkan dari pemeriksaan 103 sampel kasus keracunan pangan yang tersebar di 83 kab/kota di 28 provinsi, terbanyak di Jawa barat yakni 25 kasus.
BPOM RI juga menemukan senyawa kimia yang memicu keracunan pangan pada anak pasca mengonsumsi MBG, yakni histamin. Sebagai catatan, histamin kerap terdapat pada ikan tidak segar, terkontaminasi atau disimpan pada suhu dan sanitasi yang buruk.
Makanan fermentasi juga tinggi histamin. Menimbulkan gejala ruam, gatal, pusing, berkeringat, rasa terbakar di mulut.
(naf/up)