Makin Banyak Kasus Henti Jantung Terjadi di Usia Muda, Inikah Sebabnya?

Kematian Jantung Mendadak

Makin Banyak Kasus Henti Jantung Terjadi di Usia Muda, Inikah Sebabnya?

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Selasa, 28 Okt 2025 17:52 WIB
Makin Banyak Kasus Henti Jantung Terjadi di Usia Muda, Inikah Sebabnya?
Bahaya henti jantung di usia muda. Foto: Getty Images/Mininyx Doodle
Jakarta -

Fenomena henti jantung mendadak (cardiac arrest) kini tak lagi hanya mengintai kelompok usia lanjut. Menurut Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Braveheart - Brawijaya Hospital Saharjo, Dr dr M Yamin, SpJP(K), SpPD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS, salah satu penyebab kematian akibat henti jantung adalah serangan jantung, dan kasusnya kini mulai bergeser ke usia yang lebih muda.

"Jadi yang serangan jantung aja pun, trennya dulu kan harus rata-rata di atas 40. Sekarang yang di bawah 35 sudah banyak. Tentu banyak faktor," ucapnya dalam tayangan detikSore, Selasa (28/10/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fenomena ini tak lepas dari pola hidup masyarakat yang semakin minim aktivitas fisik. Menurut dr Yamin, gaya hidup tak sehat, seperti mager (malas gerak) menjadi salah satu penyebab utamanya. Ia mencontohkan kini, banyak pekerjaan bisa dilakukan tanpa harus banyak bergerak.

"Memesan makanan juga tanpa bergerak, ya kan. Nah itu membuat mobilisasi atau sedentary life-nya makin tinggi," ucapnya lagi.

ADVERTISEMENT

Kondisi inilah menyebabkan tingkat sedentary lifestyle, atau gaya hidup kurang gerak, semakin tinggi yang pada akhirnya bisa berdampak pada kesehatan, termasuk jantung.

Di sisi lain, dr Yamin menjelaskan kematian akibat henti jantung mendadak adalah kematian yang terjadi dalam waktu satu jam sejak timbulnya gejala pertama. Misalnya, seseorang sedang duduk santai lalu tiba-tiba merasa nyeri dada, jantung berdebar, atau kehilangan kesadaran.

Jika dalam waktu singkat setelah itu jantung berhenti berdetak (cardiac arrest), kondisi tersebut termasuk dalam kategori kematian jantung mendadak. dr Yamin juga menjelaskan, kematian mendadak juga bisa terjadi pada seseorang yang sebelumnya tampak sehat tanpa keluhan apapun.

"Misalnya pernah ketemu temen ya, dikabarkan meninggal mendadak melalui telepon atau apa. Padahal tadi pagi saya masih ketemu dia nih, masih ngobrol, masih makan. Jadi kalau kita ketemu dalam 24 jam itu dia masih sehat, dan dia meninggal dalam rentang waktu itu, kita sebut juga kematian (jantung) mendadak," lanjutnya lagi.

"Jadi dua itu kira-kiranya, sejak gejala pertama muncul dalam satu jam, atau ketemu terakhir dalam keadaan sehat tanpa gejala apapun, terus dia meninggal," katanya.

Halaman 2 dari 2
(suc/up)
Kematian Jantung Mendadak
9 Konten
Tren gaya hidup yang serba instan meningkatkan risiko obesitas dan risiko penyakit yang menyertainya, termasuk penyakit jantung. Dr dr M Yamin, SpJP(K), SpPD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS dari Braveheart Brawijaya Saharjo akan mengupasnya.

Berita Terkait