Belum lama ini muncul fenomena 'brain rot' yang dikaitkan dengan kebiasaan doom scrolling menonton video pendek di media sosial seperti TikTok dan Reels. Brain rot merupakan kondisi kabut mental serta penurunan fungsi kognitif akibat kebiasaan tersebut.
Spesialis Bedah Saraf dr Dimas Rahman Setiawan, SpBS berpendapat, fenomena brain rot akibat keseringan menonton video pendek di media sosial sangat mungkin terjadi. Menurutnya, kebiasaan menonton video pendek dapat mengganggu proses konsentrasi.
"Karena dengan kita melihat video-video pendek yang terlalu sering itu akan mengganggu proses kita untuk konsentrasi. Jadi sedikit-sedikit kita belum fokus terhadap satu hal," ungkap dr Dimas ketika berbincang dengan detikcom di Jakarta Selatan, Kamis (11/12/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau video-video itu kan biasanya 30 detik bahkan kurang dari 30 detik kadang-kadang sudah selesai," sambungnya.
Ia menuturkan kondisi brain rot ini lebih rentan terjadi pada anak-anak dan remaja. Anak-anak di usia perkembangan masih belum terlatih dengan baik terkait proses konsentrasi.
Karenanya, jika dibiasakan dengan menonton video pendek di media sosial, maka kemampuan konsentrasinya akan semakin buruk.
"Anak-anak yang masih di usia perkembangan, yang memang belum benar-benar terlatih untuk berkonsentrasi tapi sudah dibiasakan dengan video-video pendek," ucap dr Dimas.
"Short video itu tentu akan mengganggu dalam proses pematangan, proses konsentrasinya. Jadi saya rasa itu hal yang relate dan berkaitan," tandasnya.











































