5 Kebiasaan yang Bikin Otak Anak Lambat Tumbuh, Ortu Wajib Waspada

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Senin, 15 Des 2025 15:30 WIB
Foto: Getty Images/Ekaterina Chizhevskaya
Jakarta - Perkembangan otak anak tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh kebiasaan sehari-hari dan lingkungan pengasuhan. Tanpa disadari, sejumlah kebiasaan yang terlihat sepele justru dapat memperlambat tumbuh kembang otak anak, terutama pada usia emas.

Berikut lima kebiasaan umum yang tidak disadari memicu lambatnya perkembangan otak anak, dikutip dari Times of India:

1. Terlalu banyak screentime

Gawai, tablet, dan televisi kerap menjadi 'penyelamat' saat anak rewel. Namun paparan layar berlebihan dapat menunda perkembangan bahasa, menurunkan kemampuan fokus, dan mengurangi interaksi sosial.

Interaksi langsung seperti membaca buku, bercerita, atau bermain tanpa gadget terbukti jauh lebih efektif dalam membangun koneksi antar sel otak. Bahkan 30 menit interaksi berkualitas tanpa layar setiap hari sudah memberi dampak positif.

2. Melewatkan sarapan

Otak membutuhkan energi dan zat gizi untuk bekerja optimal. Melewatkan sarapan atau pola makan yang kurang seimbang dapat memengaruhi konsentrasi, daya ingat, dan suasana hati anak.

Dokter gizi medik dr Dian Novita Chandra, M.Gizi menjelaskan bahwa kecukupan zat besi harian masih menjadi tantangan besar pada anak usia 1 hingga 3 tahun.

"Kekurangan zat besi dapat meningkatkan risiko anemia, mengganggu perkembangan kognitif, menurunkan kemampuan belajar, serta meningkatkan kerentanan terhadap infeksi," jelas dr Dian, kepada detikcom Senin (15/12/2025).

Pendekatan berbasis bukti ilmiah menjadi rujukan dalam pengembangan solusi nutrisi untuk anak dan ibu.

Medical and Scientific Affairs Director Danone Specialized Nutrition Indonesia, Dokter Ray Wagiu Basrowi menegaskan pentingnya riset sebagai dasar inovasi nutrisi.

Sepanjang 2025, berbagai publikasi ilmiah terkait kesehatan anak dan ibu telah dipresentasikan dalam forum nasional dan internasional, membahas isu-isu utama seperti anemia, stunting, kesehatan pencernaan, serta nutrisi maternal.

3. Kurang tidur

Tidur adalah fase penting bagi otak untuk tumbuh, memulihkan diri, dan mengolah informasi. Anak yang kurang tidur cenderung mengalami gangguan fokus, mudah tantrum, dan sulit belajar.

Rutinitas tidur yang konsisten, seperti membaca cerita, musik lembut, atau pijatan ringan, membantu otak anak mengenali waktu istirahat dan mendukung perkembangan neurologis yang sehat.

4. Jadwal anak terlalu padat

Les berlebihan, aktivitas terstruktur tanpa jeda, dan tekanan akademik sejak dini justru bisa menghambat perkembangan otak. Otak anak juga membutuhkan waktu istirahat.

Rasa bosan bukan musuh. Justru dari kebosanan, anak belajar berimajinasi, memecahkan masalah, dan mengembangkan kreativitas. Keseimbangan antara aktivitas terarah dan bermain bebas sangat penting.

5. Mengabaikan kebutuhan emosional anak

Perkembangan otak tidak hanya soal akademik. Rasa aman secara emosional menjadi fondasi utama proses belajar.

Anak yang sering dimarahi, dibanding-bandingkan, atau hidup dalam rasa takut akan berada dalam kondisi stres berkepanjangan. Dalam kondisi ini, otak sulit menyerap informasi baru secara optimal.

Respons penuh empati, pelukan, dan komunikasi yang tenang membantu otak anak berkembang dalam lingkungan yang sehat.



Simak Video "Video Pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan bagi Bayi"


(naf/naf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork