Fenomena Mager Tingkatkan Risiko Obesitas pada Remaja

Fenomena Mager Tingkatkan Risiko Obesitas pada Remaja

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Selasa, 23 Agu 2016 20:00 WIB
Fenomena Mager Tingkatkan Risiko Obesitas pada Remaja
Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Jumlah anak dan remaja yang mengalami obesitas di seluruh dunia terus meningkat. Dokter menyebut fenomena mager alias malas gerak sebagai salah satu penyebabnya.

"Fenomena mager, memicu gaya hidup sendentary. Ditambah makanan yang high sugar dan high salt, maka risiko obesitas meningkat," kata peneliti kebugaran anak dr Indrarti Soekotjo, SpKO, dalam media gathering di Locanda Resto, Jakarta Selatan, Selasa (25/8/2016).

Kombinasi kurang gerak dengan pola makan tidak sehat memicu peningkatan kasus obesitas anak sejak 1980 hingga 2013. Di negara berkembang, angkanya melonjak dari 8 persen menjadi 15 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan di negara maju, angka obesitas pada anak dan remaja laki-laki mengalami peningkatan dari 17 persen menjadi 24 persen. Pada anak dan remaja perempuan, angkanya naik dari 16 persen menjadi 23 persen.

Baca juga: Remaja Gemuk Jadi Korban Bullying, Bagaimana Menghadapinya?

Bagaimana dengan Indonesia? Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan adanya peningkatan angka obesitas dari 10,4 persen pada 2007 menjadi 14 persen pada 2010.

Untuk mengatasinya, dr Indrarti menyarankan perubahan gaya hidup menjadi lebih aktif bergerak. Untuk anak-anak, disarankan untuk melakukan aktivitas fisik minimal 60 menit setiap hari. Anjuran lainnya adalah berjalan kaki 13.000 langkah/hari untuk anak laki-laki dan 10.000 langkah/hari untuk anak perempuan.

(up/vit)

Berita Terkait