Studi: Diet Tinggi Protein Bantu 'Perang' Lawan Penyakit Hati

Studi: Diet Tinggi Protein Bantu 'Perang' Lawan Penyakit Hati

Ajeng Anastasia Kinanti - detikHealth
Minggu, 06 Nov 2016 16:19 WIB
Studi: Diet Tinggi Protein Bantu Perang Lawan Penyakit Hati
Foto: Getty Images
Jakarta - Kabar baik bagi Anda yang suka mengonsumsi sumber-sumber protein seperti daging atau telur. Studi mengungkapkan diet tinggi protein membantu mengatasi penyakit hati dan menghancurkan lemak hati hingga 48 persen dalam enam pekan.

Diet tinggi protein sebelumnya sering dikaitkan dengan peningkatan metabolisme, peningkatan massa otot, serta pengendalian kadar glukosa. Namun kni peneliti mencoba mencari tahu apakah perlemakan hati dapat dipengaruhi oleh diet tinggi protein.

Penyakit lemak hati nonalkohol sendiri merupakan penyakit hati yang paling umum terjadi di kawasan Eropa dan Amerika Serikat. Faktor risiko utamanya termasuk obesitas, diabetes tipe 2, dan gagal hati.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peneliti German Institute of Human Nutrition (DIfE) melakukan studi ini dengan melibatkan peneliti 37 peserta pria dan wanita berusia antara 49 hingga 78 tahun. Sebagian besar responden ini mengidap diabetes tipe 2 dan perlemakan hati. Dua sumber protein yang berbeda digunakan dalam studi ini, yakni sumber hewani dan nabati.

Baca juga: Protein Hewani Vs Nabati, Mana yang Bisa Membuat Kenyang Lebih Lama?

Untuk memastikan bahwa berat peserta tetap stabil selama seluruh studi dan setiap penurunan berat badan tidak memengaruhi hasil studi, peneliti memberikan menu secara individual dan kandungan energinya disesuaikan dengan masing-masing individu.

Peneliti juga secara acak menentukan sumber protein yang diberikan pada peserta. Sumber utama untuk kelompok protein nabati adalah mi, roti serta kacang-kacangan. Sementara kelompok protein hewani mengonsumsi produk susu tanpa lemak serta daging putih dan ikan.

"Hasilnya kandungan lemak hati menurun secara signifikan, pada lebih dari 50 persen peserta studi. Hasil positif ini didapat baik dari kelompok protein hewani maupun nabati. Kami juga mengamati perubahan positif pada metabolisme hati dan lipid," ujar Olga Pivovarova, salah satu peneliti yang terlibat.

Menurut pakar endokrin dari DIfE, Andreas F.H Pfeiffer, lemak pada hati atau fatty liver jika tidak diobati sejak dini maka sangat berisiko untuk berlanjut menjadi diabetes tipe 2 dan dapat berkembang menjadi sirosis hati. Oleh karena itu, strategi diet yang tepat menurutnya bisa menjadi efektif untuk mencegah hal tersebut.

Baca juga: Tak Suka Makan Telur? Studi Ungkap Asupan Ini Bisa Turunkan Risiko Stroke Lho

(ajg/vit)

Berita Terkait