Bagi sebagian orang, menurunkan berat badan bukan perkara mudah. Ada yang sudah mencoba segala cara tetapi berat badan rasanya masih tetap stuck.
Beberapa di antara kalian mungkin pernah berpikir atau memiliki pengalaman sendiri kalau menjaga pola makan lebih efektif menurunkan berat badan ketimbang olahraga, begitupun sebaliknya.
Namun, sebenarnya mana sih yang lebih baik untuk menurunkan berat badan? Menjaga pola makan atau olahraga?
Praktisi fitness dan diet Yulia Baltschun menegaskan, keduanya tidak bisa dipisahkan saat menurunkan berat badan. Meskipun menjaga pola makan paling berpengaruh untuk memangkas bobot tubuh, olahraga juga tak kalah pentingnya.
"Jadi sebenarnya paling dominan dari makanan, karena yang menentukan komposisi tubuh kita adalah makanan, tetapi juga olahraga bukan berarti nggak berpengaruh," tegas dia dalam sesi bincang di IG Live Detikcom, Jumat (3/9/2021).
"Kaya kita mau bangun rumah, bahan materialnya itu makanan ya kaya semen, pasir, tapi tukang bangunan-nya itu olahraganya, sebagai booster untuk ngeboost," analogi Yulia.
Menggabungkan diet dan olahraga bisa memberi hasil yang optimal. Ia mencontohkan, jika tidak berolahraga kebanyakan orang fokus menjaga asupan kalori. Dalam jangka panjang, hanya membatasi kalori bisa membuat tubuh kekurangan vitamin yang dibutuhkan sehingga akibatnya menjadi mudah lemas atau rambut rontok.
Lain halnya jika dibarengi dengan olahraga, Yulia menyebut seseorang bisa meningkatkan asupan kalori tanpa khawatir berat badan tak turun. Olahraga tidak perlu intensitas berat, rutin aktivitas seperti sekedar mengecat genteng rumah, menyikat wc, keseharian semacam itu bisa membantu tubuh membakar kalori.
"Olahraga juga nggak lama lah, seperti kita nonton setengah series Netflix saja, yang penting ada aktivitas, aktif di rumah," sambung dia.
"Bisa lebih maksimal kalau dikombinasikan secara bersamaan. Faktanya diet kan tidak sesederhana itu kita cuma mengatur asupan kalori, nggak bisa cut-cut terus makanan karena kita butuh vitamin, nutrisi, dan lain-lain, kalau asupan kalori semakin sedikit kan akan berpengaruh," beber Yulia.
Yulia mencontohkan, di aktivitas sehari-hari saat ngantor di rumah, asupan kalori dirinya sekitar 1.500 sampai 1.600. Artinya, jika sedang tidak terlalu aktif bekerja, dia harus menurunkan asupan kalori di angka 1.300.
Lain halnya jika dibarengi jalan pagi, workout dan lain-lain, dirinya masih bisa menerima 2.000 kalori per hari.
"Vitamin dan lain-lain itu kan jumlah yang kita perlukan berbeda-beda, kita perlu nutrisi seperti apa itu beda-beda, tapi basically saat asupan makanan semakin sedikit ya nutrisi dan vitaminnya lebih sedikit," pungkas dia.
Simak Video "Studi Sebut Diet Rendah Lemak Lebih Efektif Dibandingkan Keto"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/up)