Tak sulit mencari produk obat pelangsing di lapak-lapak online. Beragam merek pil dengan klaim mampu menurunkan berat badan dalam hitungan hari kini dibanderol dengan harga yang juga beragam, ada yang di bawah Rp 100 ribu hingga ratusan ribu per botol.
Berhati-hati sudah pasti, namun seperti apa ciri-ciri obat pelangsing yang perlu diwaspadai risiko dan efek sampingnya?
Spesialis gizi klinik dari Ambrosia Klinik dan Estetik, dr Karin Wiradarma, MGizi, SpGK, menjelaskan, obat pelangsing seharusnya tidak bersifat diuretik atau meluruhkan kencing terus-menerus, dan bukan obat pencahar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak orang yang menjual, bahkan ada yang bukan dokter meramu itu banyak sekali. Terutama yang bisa meningkatkan metabolisme energy expenditure, sedikit-sedikit keringetan. Tapi kita mesti hati-hati, karena banyak yang kasih misalnya obat pencahar supaya pup terus," ujarnya saat ditemui detikcom, Senin (7/3/2022).
"Tapi hati-hati kalau kebanyakan bahaya, diuretik adalah obat yang bikin kencing terus menerus. Jadi keluar air doang, kita kan ingin keluar lemak, itu malah keluar air. Itu harus hati-hati juga karena itu nggak boleh," imbuhnya.
Jika toko penjual obat pelangsing tidak menyertakan sifat diuretik atau pencahar pada kemasan produk atau keterangan di toko online, sifat diuretik dan pencahar produk akan nampak setelah obat tersebut mulai dikonsumsi.
Artinya, jika orang yang habis minum obat pelangsing tersebut langsung mengalami sederet gejala tertentu, bisa jadi obat pelangsing tersebut mengandung sifat diuretik dan pencahar yang tak seharusnya dikandung dalam produk obat pelangsing.
"Kalau dia jujur, dia menulis itu diuretik (atau) pencahar biasanya kayak garam inggris. Tapi kalau dia tidak mencantumkan, mungkin bisa terlihat dari gejalanya setelah diminum. Kalau habis diminum kencing-kencing terus, sedikit-sedikit kencing dan kencingnya banyak, itu kan diuretik. Kalau mulas-mulas sering banget bolak-balik ke WC untuk pup, itu mungkin ada pencaharnya," beber dr Karin.
"Tapi harus dibedakan juga. Kalau mengandung fiber, itu bikin lancar pencernaan juga, tapi normal fisiologis ya sehari sekali setiap hari. Itu memang lancar, nggak apa-apa. Tapi kalau sehari sampai lebih dari tiga kali, nah itu mesti hati-hati mungkin ada pencaharnya. Biasanya agak mencret kalau pencahar," pungkasnya.
Selain sifat diuretik dan pencahar, beberapa produk obat pelangsing juga mengandung hormon yang seharusnya tak dikonsumsi secara bebas tanpa pengawasan dokter.
Tak berarti semua obat pelangsing yang dijual di lapak-lapak online bersifat jahat atau tidak boleh dikonsumsi. Namun dr Karin mengingatkan, masyarakat sebaiknya berkonsultasi lebih dulu dengan dokter terkait metode menurunkan berat badan serta penggunaan obat pelangsing.
"Lebih deg-degan, gampang keringetan, nggak tahan panas, sama agak tremor. Kalau dia menaruh kertas satu lapis (di atas tangan), itu dia terlihat tremor. Biasanya begitu," jelas dr Karin terkait efek samping obat pelangsing dengan kandungan hormon.
"Semoga nggak ada ya, tapi dulu sempat ada yang pakai obat-obat seperti itu untuk membantu melangsingkan karena memang secara fisiologisnya benar sih, tapi nggak boleh," pungkasnya.
Simak Video "Video: Berat Badan Hanya 22 Kg, Wanita Ini Meninggal Usai Diet Ekstrem"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/up)











































