.webp)
Lebaran tidak bisa lepas dari beragam sajian lezat. Meski dibayangi gambaran 'jahatnya' gula-garam-lemak, ahli gizi mengatakan aman-aman saja makan enak di hari raya.
"Dibolehkan saja kita konsumsi karena toh lebaran itu nggak lama, hanya beberapa hari," kata Rita Ramayulis, nutrisionis dari RS Royal Progress, dalam perbincangan di program detikPagi, Rabu (19/4/2023).
"Apalagi sebelum lebaran kita memang didahului dengan puasa. Itu maksudnya ada bahwa ketika puasa kita telah membatasi sedemikian rupa," lanjut Rita.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan pola makan yang relatif lebih terjaga selama puasa, Rita menyebut tubuh dapat mentoleransi sedikit 'kalap' makan saat lebaran. Mengutip sebuah riset, Rita mengatakan ada kesempatan memperbaiki pola makan selama beberapa hari berturut-turut.
"Ketika kita mengalami kelebihan asupan selama 5 hari, itu masih bisa diatasi dengan 2 hari," jelasnya.
Tentunya dengan catatan selama puasa, pola makan harus benar-benar dijaga sehingga kalap makan saat lebaran tidak sampai mengganggu keseimbangan. Beda cerita kalau selama puasa sudah kalap duluan gara-gara keseringan bukber.
(up/up)
