Dijelaskan Dr dr Ahmad Suryawan SpA(K) dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr Soetomo Surabaya, anak aktif bisa jadi memang dia hiperaktif, atau justru si anak normal-normal saja. Lantas bagaimana membedakannya?
"Kalau anak tidak berkemampuan tapi dia aktif, itu hiperaktif. Kalau dia berkemampuan dan aktif, berarti orang tua belum bisa memfasilitasi kemampuannya," tutur pria yang akrab disapa dr Wawan ini dalam Talk Show Happy Tummy Council 'Saluran Çerna Sehat, Bekal Anak Cerdas' di Mandarin Oriental Hotel, Jl MH Thamrin, Jakarta, seperti ditulis Selasa (17/3/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tanya dulu, kenapa dia kok mutar-mutar ke sana ke sini, kalau anak ternyata bilang sedang jadi superman, jadi superhero, kan berarti di sedang berimajinasi. Jadi kita jangan langsung mikir dia muter-muter nggak ada tujuan," tutur Rini.
Baca juga: Anak Hiperaktif? Jangan-jangan Karena Kebanyakan Minum Ini
Wanita yang aktif di Klinik Terpadu Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini tak menampik jika di usia balita, kemampuan motorik si kecil sedang berkembang pesat. Sehingga, bisa diibaratkan anak akan lebih capek jika disuruh diam daripada bergerak. Akibatnya, ia pun senang bergerak dan cenderung tidak bisa diam.
Ketika hal ini terjadi, maka tinggal bagaimana orang tua mengarahkan gerakan anak. Rini menambahkan, di usia 2 tahun ada perilaku negativistik yakni perilaku membangkang sehingga anak melakukan hal-hal yang berlawanan dengan yang diharapkan orang tua. Untuk mengatasinya, orang tua pun harus kreatif.
"Anak disuruh makan cepat nggak mau, bikin saja tantangan dalam hitungan beberapa detik dia bisa menyeleasikan mengunyah makanan. Dihitung pelan-pelan, waktu sudah habis beri pujian kalau dia hebat. Daripada kita marah-marah nyuruh makannya habisin. Justru dengan adanya hitungan itu anak merasa tertantang," papar Rini.
Untuk anak yang aktif dan suka jalan-jalan ke sana ke mari, coba arahkan keaktifannya dengan menantang anak sehabis dia berlari dalam jarak beberapa meter lalu melakukan gerakan merangkak dan lompat kodok misalnya, Jika anak suka melempar sesuatu, arahkan dengan melemparkan benda yang aman misalkan bola mainan ke baskom. "Itu kan tantangan untuk anak, jadi orang tua perlu mengarahkan, bukan marah," kata Rini.
Baca juga: Tak Cukup Hanya Cerdas, Anak Juga Harus Aktif Secara Fisik (Radian Nyi Sukmasari/Nurvita Indarini)











































