Ketika Ibu Dinyinyiri karena Bekerja ataupun Resign Setelah Punya Anak

Ketika Ibu Dinyinyiri karena Bekerja ataupun Resign Setelah Punya Anak

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Kamis, 08 Sep 2016 12:32 WIB
Ketika Ibu Dinyinyiri karena Bekerja ataupun Resign Setelah Punya Anak
Foto: thinkstock
Jakarta - Setelah punya anak, ada ibu yang memutuskan untuk berhenti bekerja sehingga bisa menjaga sang anak di rumah atau justru ibu memutuskan kembali bekerja. Nah, keputusan yang dibuat tersebut umumnya tak lepas dari komentar orang di sekitar.

Hanya saja, kadang kala komentar yang dilontarkan cenderung tak mengenakkan dan terkesan hanya berupa nyinyiran belaka. Nah, bagi para ibu bagaimana caranya agar mereka tak terlalu terganggu dengan anggapan orang lain?

Psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani, SPsi, MSi, Psikolog, mengatakan pada dasarnya ibu harus tahu apa yang dimau. Misalnya ia tidak mau bekerja, berarti ada konsekuensi seperti penghasilan keluarga lebih terbatas atau orang akan lebih menuntut karena kualitas anak betul-betul tergantung ibunya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kita harus bisa gimana dealing dengan konsekuensi itu. Ya sudah terimalah bahwa kita harus lebih hemat lagi, jadi jalanin hal tersebut. Kalau dia milih bekerja, kemungkinan kendalanya anak harus diasuh orang lain atau pengasuhan anak tidak sesuai dengan yang diharapkan," kata wanita yang akrab disapa Nina ini saat berbincang dengan detikHealth.

Dalam kondisi seperti itu, pastinya ibu rentan stres. Nah, risiko stres menurut Nina dapat diminimalkan dengan berpikir bahwa memang pengasuhan si kecil tidak sebaik yang diharapkan. Tetapi, tanamkan pada diri ibu bahwa ibu bisa tetap memenuhi kebutuhan anak yang lain.

Sehingga, ibu bisa menerima bahwa apa yang ia putuskan ada kosekuensinya dan saat dia bisa menjalaninya, ibu bisa berpikir bahwa keputusan yang diambil walau ada sisi negatifnya tapi juga ada sisi positifnya. Hanya saja, dalam keseharian, ada ibu yang cenderung sulit untuk bisa masa bodo dengan komentar nyinyir orang di sekitar.

Baca juga: Dukungan Keluarga Penting Agar Ibu Tak Kena Depresi Pasca Melahirkan

Menurut Nina, sebenarnya para ibu bisa dibantu untuk mengetahui cara merespons omongan orang lain. Sebab, ketika terlalu banyak dikomentari, bukan tak mungkin para ibu, terutama ibu yang bekerja akan galau kembali.

"Biar nggak terlalu galau, jadi dia mesti mencari kalau diomongin ini saya harus jawab apa. Jadi misal ada teman bilang 'Eh kamu kerja anak kamu diasuh sama siapa?', si ibu bisa bilang 'Anak saya diasuh sama babysitter dan saya sudah memilih babysitter sebaik-baiknya. Jadi doain ya'," kata Nina.

Maka, disarankan ibu bisa mencari kalimat yang dapat diberi saat ada 'serangan' dari orang lain. Sebab, ketika ibu tidak memiliki pemahaman untuk menerima apa yang terjadi dan memiliki trik memghadapi omongan orang, menurut Nina si ibu rentan bolak-balik merasa galau.

"Kalau saya sih tetap senang menyarankan orang-orang menyambut dengan ramah. Jadi kalau ada hal-hal yang kurang sesuai dengan maunya kita terus dia ngomong kenapa kita kerja, lalu dinyinyirin, ya udah senyum aja yang ramah. Bilang makasih ya masukannya, terus tinggalin. Jadi nggak usah terlalu dipikirin," pungkas pemilik akun twitter @AnnaSurtiNina ini.

Baca juga: Belajar dari Kasus Dugaan Penganiayaan Anak oleh Pengasuh di Day Care



(rdn/vit)

Berita Terkait