dr Hakim Sorimuda Pohan SpOG mengatakan dua bulan lalu studi yang dipublikasikan dalam British Medical Journal merekam gerakan bayi di dalam rahim. Kemudian, diamati gerakan bayi yang ibunya terpapar asap rokok dan yang tidak.
"Nah, bayi yang terpapar asap rokok itu gerakannya banyak mengusap muka dibanding bayi dari ibu hamil yang bersih, tidak merokok dan tidak terpapar asap rokok. Bayi yang nggak terpapar asap rokok biasa saja gerakannya," kata dr Hakim dalam perbincangan dengan detikHealth, Selasa (26/5/2015).
Baca juga: Pemprov Sumsel Dukung Asian Games Tobacco Free di Indonesia
Dikatakan dr Hakim, dari hasil studi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa nantinya bukan tidak mungkin akan lebih banyak anak yang lahir hiperaktf dibandingkan dengan janin yang tidak terpapar asap rokok.
dr Hakim mengatakan asap rokok yang terhirup oleh ibu hamil, bisa membawa racun-racun hasil pembakaran rokok ke tubuh ibu dan masuk menembus plasenta. Sehingga, di dalam rahim bayi pun hiperaktif.
"Kalau terbiasa ibu menghirup asap rokok, itu menjadi warna dari perkembangan di pusat otak. Karena ada instruksi dari otak, si anak ini pun akan bergerak aktif," kata dr Hakim.
Baca juga: Minum Soda Susu Bisa 'Bersihkan' Paru-paru Perokok, Mitos atau Fakta?
(Radian Nyi Sukmasari/AN Uyung Pramudiarja)











































