Menurut dokter spesialis kebidanan dan kandungan Divisi Fetomaternal RSU Dr Soetomo Surabaya dan RS Pendidikan Universitas Airlangga, dr Khanisyah Erza Gumilar, SpOG, riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya adalah salah satu faktor risiko terjadinya preeklampsia berulang pada kehamilan selanjutnya.
"Ini berarti risiko tersebut tetap ada, alias bisa terjadi lagi," tutur dr Erza kepada detikHealth.
Baca juga: Wajib Dipahami, Preeklampsia Tak Sekadar Tekanan Darah Naik Saat Hamil
Untuk mencegah kondisi tersebut berulang kembali, dr Erza menekankan pentingnya skrining preeklampsia. Ini supaya bisa diketahui secara pasti kondisi ibu dan janin. Pemberian aspilet serta suplemen kalsium selama kehamilan, serta kontrol hamil rutin juga bisa dilakukan guna menghindari preeklampsia dan mencegah komplikasinya.
"Secara filosofis, preeklampsia muncul pada kehamilan sehingga secara logika bila kehamilan diakhiri maka preeklampsia juga akan terselesaikan. Namun komplikasi preeklampsia ternyata dapat ditemui pasca persalinan," imbuhnya.
Ia melanjutkan, pada beberapa kasus bahkan dapat ditemui 'post partum preeclampsia' atau preeklampsia/eklampsia pasca persalinan. Ada pula kasus hipertensi yang menetap pada sebagian wanita hamil dengan preeklampsia.
"Ada penelitian terbaru melaporkan bahwa preeklampsia meningkatkan risiko terjadinya diabetes, bahkan belasan tahun kemudian setelah kehamilan dengan preeklampsia," terang dr Erza.
Baca juga: Dokter: Semua Berisiko, Wanita Hamil Wajib Cek Tekanan Darah Tiap Kontrol!
(ajg/vit)