Mengutip sejumlah literatur, ahli herba dr Abrijanto SB, MSi menerangkan daun katuk mengandung sejumlah nutrisi penting seperti protein, vitamin D, vitamin C, kalsium, hingga asam folat. Selain itu daun katuk juga mengandung sejumlah senyawa kelompok asam lemak yang bisa merangsang kelenjar mamae untuk meningkatkan produksi air susu.
"Kandungan di daun katuk bisa meningkatkan progesteron untuk menstimulasi prostaglandin sehingga memicu produksi ASI lebih banyak," kata dr Abri dalam diskusi tentang Herbana, brand suplemen herbal terbaru dari PT Deltomed Laboratories, baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Thinkstock |
Baca juga: Jangan Menyerah Wahai Ibu Bekerja, Bosan Memerah ASI Bisa Diatasi Kok
"Peningkatan produksi susu induk kelinci ini disebabkan oleh tingginya kandungan sterol pada daun katuk. Subekti (2007) menemukan bahwa kandungan sterol daun katuk ekstrak etanol 70 persen mencapai 2,43 g/100 g atau 2.433,4 mg/100 g," papar dr Abri.
Ditambahkan dr Abri, sterol pada daun katuk akan masuk dalam tubuh saat dikonsumsi oleh kelinci dan akan mengalir dalam darah hingga dapat merangsang produksi estrogen dalam tubuh. Nah, sterol dalam darah akan menjadi prekursor prostaglandin dan hormon steroid (glukokortikoid, progesteron, estradiol).
"Hormon ini bekerja langsung pada sel-sel sekretori kelenjar ambing dengan meningkatkan jumlah dan aktivitas sintetisnya," lanjutnya.
"Manusia zaman dahulu itu hebat ya. Sudah tahu manfaat dari tanaman-tanaman. Kita sekarang yang meneliti apa kandungannya, dan ternyata memang benar," imbuh dr Abri.
dr Abri dan Jesslyn Foto: Nurvita Indarini |
Baca juga: Malas Perah ASI di Kantor? Hati-hati Produksinya Bisa Turun
Product Manager Herbana, Jesslyn Angelia, dalam kesempatan yang sama menuturkan selain mengonsumsi suplemen kesehatan, hendaknya juga melakukan gaya hidup sehat. Termasuk juga bagi ibu menyusui, harus rajin-rajin memberikan ASI kepada si kecil, baik menyusui secara langsung atau memerah ASI jika sedang berjauhan dari anaknya, meski sudah mengonsumsi ekstrak daun katuk.
"Suplemen saja tidak cukup. Lifestyle juga harus sehat. Menjaga kesehatan itu perlu dilakukan secara holistik," pesannya. (vit/ajg)












































Foto: Thinkstock
dr Abri dan Jesslyn Foto: Nurvita Indarini