Jakarta -
Setelah cabang olahraga beladiri yang menyumbang dua emas pada ajang Asian Games 2018, kali ini giliran cabang olahraga sepeda gunung (downhill). Tiara Andini Prastika dan Khoiful Mukhib menyabet dua emas sekaligus hari ini, Senin (20/8/2018).
Olahraga sepeda memang banyak digemari oleh masyarakat. Bukan hanya bersepeda di jalan biasa, banyak juga yang menyukai bersepeda di pegunungan layaknya downhill.
Dikutip dari beberapa sumber, ternyata downhill memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meningkatkan kesehatan jantung
Emas keempat Asian Games 2018 baru saja diraih Indonesia. Foto: ANTARA FOTO/INASGOC/Aji Wisnu Novianto.
|
Olahraga secara teratur memang kita ketahui bisa meningkatkan kesehatan kardiovaskular. Menurut penelitian British Medical Association yang meneliti 10 ribu orang menujukkan bahwa mengendarai sepeda setidaknya 32 kilometer dalam seminggu bisa mengurangi risiko penyakit jantung koroner hingga hampir 50 persen.
Apalagi sepeda gunung atau downhill yang menggunakan otot-otot besar dan membutuhkan banyak oksigen, tentu bisa membuat jantung bekerja lebih optimal. Itu bisa meningkatkan kebugaran jantung hingga 3-7 persen.
Menurunkan risiko penyakit
Satu lagi medali emas dipersembahkan oleh Tiara Andini Prastika dari nomor downhill putri di Asian Games 2018. Foto: Aji Wisnu Novianto/ANTARA FOTO/INASGOC
|
Olahraga tentunya membuat sistem kekebalan tubuh semakin meningkat. Penelitian dari University of North Carolina menemukan bahwa orang-orang yang bersepeda selama 30 menit dalam 5 hari seminggu lebih sedikit risiko tekena penyakit.
Bahkan penelitian lain dalam European Journal of Epidemiology menunjukkan bahwa wanita yang berolahraga teratur, termasuk bersepeda mengurangi risiko kanker payudara.
Mengurangi stres dan memperbaiki mood
Atlet Balap Sepeda Indonesia Tiara Andini Prastika tampil di Final Run Women Elite Downhill. Foto: pol. antara
|
Bersepeda gunung merangsang tubuh kita untuk melepaskan endorfin alami yang merupakan cara tubuh menjadi merasa lebih baik dan mendapatkan energi positif. Olahraga juga meningkatkan serotonin, neurotrasnmitter penting di otak yang membantu mencegah depresi dan kecemasan.
Fokus dan perhatian yang diperlukan untuk menghadapi trek-trek menantang di gunung dapat menjadi bentuk 'meditasi bergerak', pada akhirnya dapat membantu tubuh menjadi lebih santai dan mengatasi depresi.
Meningkatkan kekuatan otak
Khoiful Mukhib, Asian Games 2018. Foto: Aji Wisnu Novianto/ANTARA FOTO/INASGOC
|
Para peneliti di Illinois University menemukan bahwa adanya peningkatan 5 persen pada kebugaran cardio-respiratory (kardiovaskular dan pernapasan) yang disebabkan oleh bersepeda. Dengan bersepeda, terjadi pembangunana sel-sel otak hipocampus, yaitu wilayah otak yang bertanggungjawab mengenai memori.
Tidur lebih nyenyak
Tiara Andini Prastika sumbang emas dari nomor downhill putri di Asian Games 2018. Foto: ANTARA FOTO/NASGOC/Aji Wisnu Novianto.
|
Setelah bersepeda pasti merasa sangat lelah, dengan begitu menyebabkan tidur lebih nyenyak di malam hari. Latihan bersepeda menurunkan kortisol, hormon yang membuat kita tetap terjaga.
Olahraga secara teratur memang kita ketahui bisa meningkatkan kesehatan kardiovaskular. Menurut penelitian British Medical Association yang meneliti 10 ribu orang menujukkan bahwa mengendarai sepeda setidaknya 32 kilometer dalam seminggu bisa mengurangi risiko penyakit jantung koroner hingga hampir 50 persen.
Apalagi sepeda gunung atau downhill yang menggunakan otot-otot besar dan membutuhkan banyak oksigen, tentu bisa membuat jantung bekerja lebih optimal. Itu bisa meningkatkan kebugaran jantung hingga 3-7 persen.
Olahraga tentunya membuat sistem kekebalan tubuh semakin meningkat. Penelitian dari University of North Carolina menemukan bahwa orang-orang yang bersepeda selama 30 menit dalam 5 hari seminggu lebih sedikit risiko tekena penyakit.
Bahkan penelitian lain dalam European Journal of Epidemiology menunjukkan bahwa wanita yang berolahraga teratur, termasuk bersepeda mengurangi risiko kanker payudara.
Bersepeda gunung merangsang tubuh kita untuk melepaskan endorfin alami yang merupakan cara tubuh menjadi merasa lebih baik dan mendapatkan energi positif. Olahraga juga meningkatkan serotonin, neurotrasnmitter penting di otak yang membantu mencegah depresi dan kecemasan.
Fokus dan perhatian yang diperlukan untuk menghadapi trek-trek menantang di gunung dapat menjadi bentuk 'meditasi bergerak', pada akhirnya dapat membantu tubuh menjadi lebih santai dan mengatasi depresi.
Para peneliti di Illinois University menemukan bahwa adanya peningkatan 5 persen pada kebugaran cardio-respiratory (kardiovaskular dan pernapasan) yang disebabkan oleh bersepeda. Dengan bersepeda, terjadi pembangunana sel-sel otak hipocampus, yaitu wilayah otak yang bertanggungjawab mengenai memori.
Setelah bersepeda pasti merasa sangat lelah, dengan begitu menyebabkan tidur lebih nyenyak di malam hari. Latihan bersepeda menurunkan kortisol, hormon yang membuat kita tetap terjaga.
(wdw/up)