Menginjak usia 74 tahun, Bu Legi sapaan akrabnya, masih tampak energik dengan tubuh yang tegap. Dia bahkan membawakan sendiri sesi senam SKJ 1988 bersama MC acara. Kartini juga bergerak lincah mengikuti gerak SKJ yang teratur di sela peragaan senam.
"Sering senam jadi suka lupa tua. Padahal dokter udah ngingetin ke anak-anak supaya saya dijaga. Udah sempet masuk rumah sakit juga gara-gara tekanan darah sampai 220/110 terus mimisan karena pembuluh darahnya pecah," ujar Bu Legi selepas mengisi acara.
![]() |
Senam dengan segala jenis dan variannya tak pernah lepas dari kehidupan wanita asal Tasikmalaya, Jawa Barat ini. Kartini bercerita, dia mengawalinya dengan latihan dan menjuarai kompetisi tari hingga mendapat beasiswa semasa sekolah. Hal ini terus berlanjut hingga Kartini berkesempatan belajar aerobik di tahun 1975.
Kesempatan inilah yang akhirnya mempertemukan Kartini dengan 5 orang lain untuk menyusun gerakan SKJ. Tujuan senam adalah meningkatkan kesegaran, kesehatan, dan kebugaran masyarakat dengan gerakan yang terukur. Menurut Kartini unsur aerobik dimasukkan untuk membuat senam lebih menyenangkan (fun). Kartini sendiri punya harapan saat menyusun SKJ.
"Saya dulu berharap tidak ada lagi lansia yang bongkok. Keinginan ini sudah jadi kenyataan karena lansia yang bongkok hampir tidak ada. Saya juga senang karena sekarang pilihan dan yang berminat senam makin banyak, untuk menjaga kesehatan dan membentuk tubuh yang indah," ujar Kartini.
Di usia yang tak lagi muda, senam masih jadi pusat kehidupan Kartini. Hari-harinya dipenuhi kegiatan menjadi instruktur dan pengajar senam di sekitar Jakarta maupun wilayah lain di Indonesia. Kepada generasi muda, Kartini berpesan untuk menjaga kesehatan dengan rajin senam atau olahraga lain yang kini makin banyak ragamnya.
![]() |