Buka-bukaan Andovi da Lopez Jadi Vegan, Sudah 5 Tahun Stop Makan Daging

Buka-bukaan Andovi da Lopez Jadi Vegan, Sudah 5 Tahun Stop Makan Daging

Vidya Pinandhita - detikHealth
Rabu, 07 Sep 2022 18:30 WIB
Buka-bukaan Andovi da Lopez Jadi Vegan, Sudah 5 Tahun Stop Makan Daging
Andovi da Lopez membagikan kisah awal mulanya menjadi vegan. Foto: Vidya Pinandhita
Jakarta -

Konten kreator Andovi da Lopez membagikan kisahnya memulai perjalanan sebagai seorang vegan. Ia mengaku, awalnya tidak mudah untuk sepenuhnya berhenti mengkonsumsi daging hewani dan makanan hasil turunan hewan seperti susu dan telur. Lantas, yang membuat Andovi bertahan dengan gaya hidup veganisme?

Andovi menjelaskan, dirinya memulai perjalanan menjadi seorang vegan ketika berusia 23 tahun. Kini di usianya ke-28, terhitung sudah lima tahun ia tidak mengkonsumsi makanan hewani.

Banyak orang beranggapan, membatasi diri hanya makan sayur-sayuran adalah upaya untuk menurunkan berat badan. Namun Andovi meluruskan, nyatanya tak selalu demikian. Seorang vegan pun bisa tetap mengalami naik berat badan jika pilihan menu makannya tidak mendukung untuk diet. Apalagi, berat badan juga dipengaruhi oleh faktor istirahat, atau berolahraga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan Andovi mengaku, berat badannya justru semakin bertambah meski sudah menerapkan pola makan vegan.

"Miskonsepsi terbesar adalah orang-orang menjadi vegan untuk menurunkan berat badan. Tidak. Gue jadi vegan, gue bertambah gendut. Tapi apakah itu berarti gue tidak sesehat sebelumnya? Nggak juga. Masalahnya, kita kebanyakan pikir 'lo makan sayur-sayuran berarti lo ingin menurunkan berat badan berarti lo sehat' (padahal) nggak juga," ujarnya saat ditemui detikcom dalam penayangan film Kisah Manusia Merangkai Punah, Selasa (6/9/2022).

ADVERTISEMENT

"Lo bisa juga menjadi seorang vegan yang nggak sehat kalau setiap hari cuman makan kentang, saos tomat, kentang, saos tomat. Ini bukan isu yang hitam-putih," sambung Andovi.

Banyak orang juga beranggapan, veganisme adalah gaya hidup yang mahal. Pasalnya, sejumlah restoran di mal-mal memasang harga mahal untuk menu 'vegan-friendly'. Namun bagi Andovi, situasi tersebut bukan titik akhir perjalanannya menjadi vegan. Nyatanya, banyak menu makan di sekitar yang tidak menggunakan daging atau turunan hewani.

"Ketika lo ke mal, tempat makan tertentu yang full vegan, waduh kok kayak begini harganya? Tapi pada kenyataannya, kalau gue lagi pusing makan apa, gue tinggal ke warteg paling dekat rumah, pesan nasi pakai tahu, tempe, dan sayur. Itu kenyataan yang lo nggak bisa bohongin. Harga antara Rp 10 ribu sampai 15 ribu. Dengan es teh manis atau teh tawar," bebernya.

"Ada banyak cara untuk menjadi vegan dengan pilihan beragam. Memang butuh PR untuk riset. Gue juga awal-awal susahnya minta ampun, tapi lama-kelamaan, the more consistent you get, the easier it gets," sambung Andovi.

Apa Efeknya ke Tubuh?

Meski pola makan vegan tidak membuat turun berat badan, Andovi mengaku merasa lebih sehat dengan menjalani pola makan tanpa daging dan turunan hewani. Meski berat badannya tidak turun, Andovi merasa pola makan vegan membuatnya merasa lebih enteng.

"(Efeknya) ringan badan. Bukan ringan secara badan, tapi lebih enteng. Lebih tenang. Gue secara pribadi merasa lebih sehat. Tapi itu bagi gue, Andovi Da Lopez. Bukan berarti Andovi sehat semua orang menjadi sehat," jelasnya.

"(Ke mental dan pikiran) ya dan nggak. Nggak karena mental dan pikiran dipengaruhi banyak di luar makanan. Putus pacaran mental juga ancur. Jadi, kadang ya kadang nggak. Kalau lagi ada masalah keluarga, masalah kerja, again faktornya lengkap. Jangan sampai dietlah karena gue nggak sehat, dietlah alasannya mental gue ancur. Nggak, itu pemikiran yang sangat sempit," pungkas Andovi.

Halaman 3 dari 2
(vyp/kna)

Berita Terkait