Pembengkakan jantung bisa jadi merupakan tanda atau kondisi penyakit yang serius. Meski begitu ada penyebab lain yang membuat jantung membesar atau membengkak. Apa saja?
Pengertian Pembengkakan Jantung
Mengutip Cleveland Clinic, pembengkakan jantung (kardiomegali) adalah kondisi dimana jantung yang lebih besar dari biasanya. Jantung mungkin menjadi lebih tebal atau melebar.
Pembengkakan atau pembesaran jantung bisa bersifat sementara atau permanen, tergantung penyebabnya.
Kardiomegali bisa terjadi pada seluruh jantung atau sebagian saja. Dalam beberapa kasus, pembesaran jantung disebabkan karena masalah mendasar pada jantung itu sendiri.
Penyebab Pembekakan Jantung
Jantung yang membesar bisa disebabkan oleh kerusakan otot jantung atau kondisi yang membuat jantung memompa lebih keras dari biasanya, termasuk kehamilan.
Mengutip Mayo Clinic, kondisi yang terkait dengan pembesaran jantung meliputi:
1. Kondisi Jantung Sejak Lahir (Penyakit Jantung Bawaan)
Kondisi pertama yang bisa menyebabkan pembengkakan jantung adalah penyakit jantung bawaan.
Masalah pada struktur dan fungsi jantung ini bisa menyebabkan otot jantung menjadi besar dan lemah.
2. Penyakit Otot Jantung (Kardiomiopati)
Kardiomiopati seringkali membuat jantung kaku dan tebal. Penyakit ini bisa mempersulit jantung untuk memompa darah.
3. Penyakit Katup Jantung
Empat katup yang ada di jantung menjaga aliran darah ke arah yang benar. Penyakit atau kerusakan salah satu katup bisa mengganggu aliran darah dan menyebabkan ruang jantung lebih besar.
4. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi memungkinkan jantungnya harus memompa lebih keras untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
Ketegangan bisa menyebabkan otot jantung lebih besar dan lemah. Kondisi ini dapat menyebabkan pembengkakan jantung.
5. Tekanan Darah Tinggi pada Arteri di Paru-paru
Jantung harus bekerja lebih keras untuk memindahkan darah antara paru-paru dan jantung. Ketegangan bisa menyebabkan penebalan atau pembesaran pada sisi kanan jantung.
6. Jumlah Sel Darah Merah Rendah (Anemia)
Pada kondisi anemia, ada kekurangan sel darah merah yang sehat untuk membawa kadar oksigen yang tepat ke jaringan tubuh.
Hal ini membuat jantung harus memompa lebih banyak darah untuk menebus oksigen dalam darah.
7. Gangguan Tiroid
Kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme) dan kelenjar tiroid yang terlalu aktif bisa menyebabkan masalah jantung, termasuk pembengkakan.
8. Terlalu Banyak Zat Besi dalam Tubuh (Hemokromatosis)
Zat besi bisa menempel di berbagai organ, termasuk jantung. Hal ini bisa menyebabkan jantung kiri membengkak.
9. Endapan Protein yang Tidak Biasa di Jantung (Amiloidosis jantung)
Penyakit langka ini menyebabkan protein yang disebut amiloid terkumpul di dalam darah dan mengendap atau menumpuk di organ tubuh, termasuk jantung.
Endapan amiloid menyebabkan penebalan dinding jantung yang ireversibel. Jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah.
10. Latihan Aerobik
Pada beberapa atlet, jantung akan membesar sebagai respons terhadap olahraga yang dilakukan secara sering dan lama.
Pembengkakan jantung jenis ini pun biasanya tidak dianggap sebagai penyakit sehingga tidak memerlukan pengobatan.
11. Adanya Lemak di Sekitar Jantung
Ada beberapa orang yang memiliki lemak ekstra di sekitar jantung. Hal ini bisa terlihat saat melakukan rontgen dada. Pengobatan tidak diperlukan, kecuali ada kondisi jantung lain yang terkait.
Gejala Pembengkakan Jantung
Pada beberapa orang, pembengkakan jantung tidak menimbulkan gejala. Mengutip Cleveland Clinic dan Mayo Clinic, berikut gejala-gejala umum yang dirasakan dari pembengkakan jantung:
- Pusing
- Edema (pembengkakan) terutama pada tungkai, telapak kaki, atau perut
- Kelelahan
- Jantung berdebar
- Sesak napas
- Aritmia
Pengobatan Pembengkakan Jantung
Perawatan pembengkakan jantung berfokus pada pengelolaan kondisi pemicunya. Penyedia layanan kesehatan akan meresepkan obat untuk mengatasinya.
Adapun gaya hidup yang harus diubah yaitu:
- Mengurangi asupan garam
- Berhenti merokok
- Berhenti minum alkohol
- Mengontrol asupan cairan
Sementara, obat jantung yang umum diberikan meliputi:
- Antiaritmia, untuk menjaga detak jantung dalam ritme normal
- Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor, untuk menurunkan tekanan darah
- Angiotensin II receptor blockers (ARBs) untuk menurunkan tekanan darah
- Antikoagulan untuk mengurangi risiko penggumpalan darah
- Beta-blocker, untuk mengontrol tekanan darah dan meningkatkan fungsi jantung
- Diuretik, untuk menurunkan jumlah natrium dan air dalam tubuh
Sedangkan, pengobatan dengan pembedahannya meliputi:
- Memasang alat pacu jantung untuk membantu jantung berdetak dengan ritme yang stabil
- Perbaikan atau penggantian katup jantung
- Pemasangan stent pada pembuluh darah koroner
- Tindakan ablasi untuk menangani kelainan irama jantung
- Memasang Implan Defibrillator Kardioverter untuk memantau dan mengatur detak jantung bila diperlukan
Cara Mencegah Pembengkakan Jantung
Menurut Siloam Hospital, untuk mencegah pembengkakan jantung, penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan yang rutin.
Hal ini diharapkan bisa dilakukan untuk mengidentifikasi adanya pembesaran jantung atau kelainan yang menjadi faktor risiko dan penyebab pembekakan jantung, sehingga bisa ditangani segera.
Selain itu, pola hidup sehat menjadi hal utama yang bisa dilakukan untuk mencegah pembengkakan jantung, seperti:
- Membatasi mengkonsumsi makanan berlemak, tinggi gula dan garam
- Berhenti merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol
- Banyak memakan sayur, buah, dan ikan
- Menjaga berat badan ideal
- Mengelola stres
- Olahraga ringan secara teratur
Itulah berbagai penyebab kelainan jantung, pengobatan dan cara pencegahannya. Yuk sayangi jantung dengan menerapkan pola hidup sehat.
Simak Video "Video BGN Perketat SOP Mobil MBG: Cukup Antar di Luar Pagar Sekolah"
(elk/inf)