Fakta-fakta Sepatu Karbon, Biang Kerok Cedera Tulang para Pelari Kencang

Round Up

Fakta-fakta Sepatu Karbon, Biang Kerok Cedera Tulang para Pelari Kencang

Anggi Rustiana, Syifaa F. Izzati - detikHealth
Minggu, 03 Sep 2023 06:29 WIB
Fakta-fakta Sepatu Karbon, Biang Kerok Cedera Tulang para Pelari Kencang
Hati-hati memilih sepatu, salah pilih bisa meningkatkan risiko bone stress injury (Foto: Getty Images/iStockphoto/seb_ra)
Jakarta -

Sepatu karbon atau carbon plate shoes merupakan jenis sepatu atletik yang dirancang dengan fitur carbon plate untuk memberikan efek seperti pegas saat kaki menapak ke tanah. Sepatu ini cukup populer di kalangan pelari karena terbukti dapat meningkatkan performa berlari.

Sering disebut sebagai 'super shoes' karena digunakan oleh atlet elite dunia, sepatu karbon digandrungi para pelari, baik pelari profesional maupun rekresional. Pelari yang menggunakan jenis sepatu ini umumnya identik dengan pace atau kecepatan yang impresif alias di atas rata-rata.

Meskipun demikian, banyak orang yang hanya tergiur oleh tren dan prestise dari menggunakan sepatu ini tanpa memikirkan pertimbangan lainnya. Walhasil, sepatu dengan fitur tersebut belakangan mendadak menjadi sorotan setelah banyak dikaitkan dengan risiko bone stress injury.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang dokter spesialis kedokteran olahraga, dr Antonius Andi Kurniawan, SpKO, baru-baru ini membagikan pengalamannya menghadapi sejumlah kasus bone stress injury yang umumnya dialami pengguna sepatu karbon.

"Kasus bone stress injuri ke 3 pelari dalam 4 sd 6 minggu terakhir. Semuanya related sepatu carbon," tuturnya dalan unggahan Instagram Story pribadinya @dokandi.

ADVERTISEMENT

Bone Stress Injury dan Kaitannya dengan Sepatu Karbon

Menurut dr Andi, bone stress injuries adalah cedera pada tulang yang belum mencapai tingkat patah tulang, tetapi telah mencapai tahap ketika tulang merasakan tekanan berlebihan.

"Bone stress injuries itu adalah cedera pada tulang. Belum sampai patah, tapi sudah bisa menyebabkan rasa tertekan pada tulang. Bisa di tulang kering (shin), atau di metatarsal. Metatarsal itu yang di tulang kaki," ungkap dr Andi dalam perbincangan dengan detikcom, Jumat (01/09/2023).

Pada kesempatan yang berbeda, dokter spesialis ortopedi dan traumatologi, dr Andi Praja Wira Yudha Luthfi, SpOT(K), menjelaskan sepatu karbon memiliki mekanisme kerja seperti pegas atau per yang berguna mendorong kaki dan membuat lompatannya lebih jauh.

"Carbon plate ini kan tren baru ya, carbon plate ini bisa mengurangi cadance (jumlah langkah dalam satu menit). Langkahnya lebih sedikit tapi lompatannya lebih jauh," katanya dalam perbincangan dengan detikcom, Jumat (01/09/2023).

"Saat kaki menapak, carbon plate menyerap energinya kemudian dia kayak per mendorong kaki kita. Jadi, kalau tidak salah kaya gitu mekanisme kerjanya seperti pegas. Kalau pakai bahan bantalan saja itu tidak ada pegasnya, cuma menyerap energi sesuai bentuk kaki saat kita melangkah," lanjut dr Andi Praja yang merupakan seorang konsultan foot and angkle.

Merujuk pada suatu jurnal, dr Andi Praja menjelaskan efek samping sepatu dengan fitur carbon plate dapat menambah tekanan pada tulang-tulang kaki. Hal ini dikarenakan fitur tersebut cenderung melawan energi dari kaki hingga berpotensi meningkatkan stres pada kaki.

"Pada saat kita melangkah harusnya kan kaki kita mengarah ke tanah tapi pegas itu membuang kaki kita terus melompat. Jadi, stres nya meningkat di situ. Dari opini jurnal itu, dengan adanya carbon plate jadi menambah tekanan pada tulang-tulang kaki," ungkap dr Andi Praja.

Meskipun demikian, dr Andi Praja menegaskan kondisi bone stress injury bisa disebabkan oleh banyak faktor.

"Jadi kita nggak bisa mengkambinghitamkan carbon plate-nya saja. Itu butuh penelitian yang lebih jauh," sambungnya lagi.

NEXT: Bukan salah sepatunya

Bukan Salah Sepatu, Tapi Faktor Perilaku

Meskipun sepatu karbon dapat berpotensi menyebabkan bone stress injuries, dr Andi menegaskan bahwa sepatu karbon bukanlah penyebab utama cedera. Perilaku pelari lah jawabannya.

Sepatu karbon umumnya lebih ringan daripada sepatu lari tradisional karena desain dan bahannya. Perilaku lari yang cenderung memaksakan diri, didukung dengan sepatu yang ringan cenderung membuat seseorang berlari lebih cepat dan melebihi kapasitasnya. Walhasil, terjadilah cedera.

"Kalau cedera, itu tidak lepas dari bahwa bebannya itu melebihi kapasitas. Sebenernya pelari itu tipenya overuse, jadi overuse itu beda sama trauma. Kalau trauma itu jatoh, kepentok, kepukul, dan segala macem. Kalau overuse itu ada repetitif terus menerus gerakan yang menyebabkan cedera pada lokasi tersebut. Nah, overuse itu biasanya terjadi ketika beban melebihi dari kapasitas," jelasnya.

"Nah, jadi sebenernya bukan carbon platenya justru mungkin, tapi perilaku pelarinya. Perilaku dan pola latihan pelarinya," pungkas dr Andi.

Ronald Manullang, seorang pegiat lari marathon dan pebisnis, pun juga mengatakan hal serupa. Menurutnya, sepatu tidak bisa disalahkan ketika seseorang mengalami cedera.

"Jadi persiapan aku di New York Marathon, aku punya dua sepatu dan hampir di semua latihan aku menggunakan sepatu karbon. Pada akhirnya waktu di marathon aku mengalami fracture dari kilometer ke-8 sampai ke-42," katanya dalam perbincangan dengan detikcom, Sabtu (01/09/2023).

"Kebanyakan orang-orang, termasuk saya juga melakukan kesalahan yang sama adalah semua satu jenis sepatu saya gunakan untuk semua latihan," jelas Ronald.

Menurut Ronald, sepatu karbon hanya memperburuk situasi ketika digunakan secara tidak bijak dan berlebihan.

Gejala Awal Bone Stress Injury

dr Andi Praja menjelaskan tanda awal dari kondisi bone stress injury adalah nyeri pada kaki. Meskipun begitu, ia mengatakan butuh pemeriksaan lebih lanjut apakah nyeri tersebut benar disebabkan oleh bone stress injury atau ada penyebab lainnya.

"Apakah nyerinya hilang dengan istirahat saja. Kalau sembuh, kita nggak bisa bilang dia patah tulang. Tapi kalau sudah istirahat begitu lari sakit lagi dan seterusnya harus langsung diperiksa," jelasnya.

"Semua kaki bisa nyeri. Tapi paling sering kalau berhubungan dengan carbon plate ini adalah kaki bagian tengah. Karena kaki kita bentuknya melengkung yang fungsinya seperti pegas juga sebenarnya tanpa pakai carbon plate itu. Pada saat ditambah carbon plate jadi kaku. Bagian tengah kaki itu tekanannya jadi lebih tinggi. Seringnya sakit di punggung kaki," sambungnya lagi.

Risiko Bone Stress Injury yang Diabaikan

dr Andi Praja mengatakan bone stress injury yang tidak tertangani dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan bisa memperparah kondisi kaki.

"Kalau sudah nyeri berkepanjangan atau nyeri hebat mending langsung periksa. Biasanya ada yang menyepelekan dengan memberi minyak tawon saja, terus sampai diurut. Misal sudah ada stress injury, ada patah halus kemudian diurut justru akan membuat tulang semakin geser. Jadi semakin bengkak, diurut bisa memperparah kondisinya," pungkasnya.

NEXT: Amankah untuk pemula?

Senyaman Apa Sih Pakai Sepatu Karbon?

Ronald Manullang pun mengaku menggunakan sepatu karbon untuk berolahraga. Menurutnya, sepatu ini terasa ringan dan memiliki sensasi gaya dorong. Namun, sepatu karbon tidak empuk sehingga bisa menyebabkan ketidakstabilan saat lari.

"Jadi, sepatu karbon itu biasanya lebih ringan. Kalau di sepatu karbon itu ada gaya dorong juga. Dan si karbon itu kan kayak pelat keras, jadi dia nggak empuk sebenarnya. Karena ketidakempukkannnya itu, sebenarnya itu sepatu tidak stabil dan untuk melayang gitu. Jadi ground contact terhadap tempat landasan kita itu, kita dipaksa untuk naik lagi lebih cepat," ungkap Ronald.

Amankah Sepatu Karbon untuk Pemula?

Ronald menambahkan bahwa sepatu karbon sebenarnya lebih cocok digunakan oleh pelari yang memiliki pengalaman dan kemampuan lari yang sudah mumpuni. Sebab, sepatu ini dirancang untuk meningkatkan kecepatan, dan jika digunakan oleh pelari yang belum siap, dapat meningkatkan risiko cedera.

"Kalau temen-temen baru yang pengen pake sepatu karbon sah-sah saja, tetapi lebih baik ningkatin kemampuan kakinya dulu aja sebelum sampe memilih sepatu karbon. Pengguna baru harus lebih bijaksana (tahu) kita tuh ada di tahap yang mana, harus tahu mengelompokkan dirinya di mana sih sebenernya. Karena jenis karbon juga berbeda-beda, ada yang semi-karbon, full-karbon," pungkas Ronald.

Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan

dr Andi Praja menjelaskan awalnya sepatu karbon hanya dipergunakan untuk atlet. Sepatu tersebut juga memerlukan banyak pertimbangan sebelum digunakan oleh atlet, seperti bentuk kaki, intensitas latihan, dan sebagainya.

Ia juga menegaskan banyak faktor yang bisa menyebabkan bone stress injury, sehingga pemilihan sepatu harus dipertimbangkan secara matang.

"Ini penting juga karena banyak orang sekarang ke tempat praktik saya bukan hanya pake carbon plate tapi juga salah memakai bentuk sepatu. Dia tidak tau bagaimana bentuk kakinya, bagaimana bentuk sepatu yang cocok untuk dia," ungkap dokter ortopedi tersebut.

"Sebenarnya bukan hanya carbon plate yang harus diperhatikan, tapi dia juga tahu bentuk kakinya dulu seperti apa. Ada bentuk kaki lebar, flat foot (kaki rata), arch/lengkung kakinya tinggi. Salah memilih sepatu aja sudah bisa bikin kaki sakit apalagi ditambah carbon plate yang buat lebih kaku," tambahnya.

NEXT: Tips menggunakan sepatu karbon

Tips Menggunakan Sepatu Karbon

Sepatu karbon memang efektif untuk meningkatkan performa lari, namun penggunaannya harus bijaksana dan sesuai dengan kondisi maupun tujuan pribadi masing-masing pelari.

Berikut beberapa saran untuk menggunakan sepatu karbon dari Ronald Manullang:

1. Banyak-banyak membaca dan mencari informasi

Sebelum memutuskan untuk menggunakan sepatu karbon, rajinlan mencari informasi tentang jenis sepatu dan kegunaannya. Pahami bagaimana sepatu ini berbeda dari sepatu biasa.

"Harus banyak-banyak membaca, mencari informasi. Karena jenis karbon juga berbeda-beda, ada yang semi karbon, full karbon," ungkap Ronald.

2. Pahami kebutuhan diri

Mengetahui kondisi tubuh adalah kunci. Misalnya, seperti memastikan bagaimana kemampuan lari, apa tujuan latihannya, dan bagaimana kondisi kesehatan fisik adalah pertanyaan yang harus dipertimbangkan dalam memilih sepatu yang tepat.

Ronald menyarankan untuk meningkatkan kemampuan lari sebelum beralih ke sepatu karbon. Pastikan juga sudah memiliki dasar yang kuat dalam lari.

"Kalau teman-teman baru yang pengen pake sepatu karbon sah-sah saja, tetapi lebih baik ningkatin kemampuan kakinya dulu aja sebelum sampe memilih sepatu karbon," ujarnya.

"Pengguna baru harus lebih bijaksana (tahu) kita tuh ada di tahap yang mana, harus tau mengelompokkan dirinya di mana sih sebenernya," lanjutnya lagi.

3. Rotasi penggunaan sepatu lari

Penting bagi pelari untuk memiliki beberapa sepatu lari dengan jenis yang berbeda. Misalnya sepatu karbon cocok untuk latihan kecepatan atau kompetisi, sementara sepatu biasa lebih baik untuk latihan pemulihan atau easy run.

"Aku saran buat temen-temen ada minimal tiga sepatu. Sepatu buat rotasinya. Jadi sepatu race ya gunakan untuk race, sepatu untuk latihan speed sama long run bisa jadi satu sepatu, recovery sama easy run bisa satu sepatu. Jadi harus punya berapa jenis gitu loh. Karena sepatu juga punya umurnya," tutur Ronald.

"Aku punya untuk recovery run, sepatunya memang lebih bulky, lebih berat, karena kita tidak dipaksa untuk latihan speed dengan sepatu itu. Untuk jogging, bukan untuk latihan kecepatan," lanjutnya.

4. Perilaku dan pola latihan yang tepat

Selain sepatu, perilaku pelari dan pola latihan yang bijaksana juga sangat berpengaruh. Hindari berlebihan dalam latihan dan jaga keseimbangan antara beban dan pemulihan.

Ronald menegaskan bahwa lari memerlukan proses.

"Pada dasarnya olahraga ini bukan olahraga yang instan, harus dibentuk. Jadi, teman-teman perlu dasarnya juga. Teknik larinya apakah sudah benar? Apakah recoverynya sudah benar?" katanya.

Penggunaan sepatu karbon bisa memberikan manfaat, tetapi pengguna harus bijak dalam memilih, memahami risikonya, dan menjaga perilaku latihan yang sehat. Dengan pengetahuan dan pemahaman yang baik, pelari dapat meminimalkan risiko cedera dan berlari dengan aman.

Halaman 3 dari 4


Simak Video "Video: Cerita Menkes Pilih-pilih Olahraga Ternyaman, Renang hingga Lari"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)
Sepatu Lari Carbon Plate
6 Konten
Lari pakai sepatu carbon plate memang kece abis, tapi dokter mewanti-wanti risiko mengalami bone stress injury. Tanda awalnya nyeri berkepanjangan, dan bisa fatal jika tidak tertangani.

Berita Terkait