Chris Martin Jalan-jalan Nyeker di Jakarta, Dokter Ungkap Plus-minusnya

Round Up

Chris Martin Jalan-jalan Nyeker di Jakarta, Dokter Ungkap Plus-minusnya

Vidya Pinandhita - detikHealth
Kamis, 16 Nov 2023 06:01 WIB
Chris Martin Jalan-jalan Nyeker di Jakarta, Dokter Ungkap Plus-minusnya
Chris Martin kedapatan jalan-jalan tanpa alas kaki alias nyeker di Jakarta (Foto: dok. Instagram @liacamel)
Jakarta -

Menjelang konser band Coldplay yang berlangsung semalam, Rabu (15/11/2023), sang vokalis band tersebut yakni Chris Martin bikin heboh netizen Tanah Air. Pasalnya, beredar foto dirinya berjalan kaki di jalanan aspal Jakarta sembari telanjang kaki alias 'nyeker'.

"Epic walk in Jakarta," tutur musisi tersebut dalam unggahan foto 'nyeker'-nya melalui akun Twitter @coldplay, Rabu (15/11).

Seringkali orang beranggapan, berjalan kaki sambil nyeker bisa memunculkan banyak manfaat baik bagi tubuh. Namun rupanya secara medis, dokter punya sorotan berbeda. Alih-alih membenarkan manfaat jalan kaki nyeker, podiatris dr Andri Primadhi, SpOT(K) justru mengingatkan bahwa ada sejumlah risiko dari aktivitas tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terutama, bagi orang-orang yang mengalami penurunan kemampuan perasa sensasi di telapak kaki, misalnya pengidap diabetes.

"Secara umum tidak disarankan jalan tanpa alas kaki (barefoot) karena meningkatkan risiko perlukaan bahkan sampai infeksi, terutama pada pasien-pasien tertentu yang mengalami penurunan sensasi pada telapak kaki," terangnya saat dihubungi detikcom, Rabu (15/11).

ADVERTISEMENT

"Berjalan tanpa alas kaki juga berarti bahwa tidak ada bantalan peredam tumbukan antara telapak kaki (terutama tonjolan-tonjolan tulang) dan tanah atau aspal sehingga berpotensi menyebabkan nyeri," imbuh dr Andri.

Namun dr Andri juga menyebut, nyatanya memang ada sejumlah sumber yang meyakini bahwa jalan kaki tanpa sepatu dan sandal bisa membantu memperkuat otot-otot di bagian kaki. Namun diingatkannya, penting untuk memperhatikan 'track' tempat berjalan kaki.

Jika dirasa aman, misalnya di rumput yang tidak sekeras dan sepanas aspal, berjalan nyeker boleh-boleh saja dilakukan.

"Sebetulnya ada pendapat seperti itu kalau jalan kaki nyeker itu otot-otot terlatih termasuk otot di telapak kaki, otot-otot jari kaki akan lebih terlatih jadi kembali ke naturalnya. Tapi harus paham juga risikonya, bagaimana tempat kita berjalan ada risiko luka. Atau misalnya jalannya di rumput, saya kira oke-oke saja," tutur dr Andri.

"Tapi kalau di trotoar, aspal, itu nggak disarankan. Karena satu panas, keras, bisa terjadi perlukaan. Terutama kalau pasien tertentu yang memang sensasinya kurang jadi kurang merasa di telapaknya (seperti) pasien diabetes. Nanti ada menginjak beling nggak terasa, lecet nggak terasa," sambungnya.

Simak Video 'Jelang Konser, Chris Martin Pamer Foto Nyeker di Jakarta':

[Gambas:Video 20detik]

NEXT: Jenis sepatu paling pas untuk jalan kaki

Lebih lanjut dr Andri menjelaskan, sebaiknya senantiasa utamakan kenyamanan dalam memilih alas kaki untuk berjalan kaki. Dengan begitu, keluhan pada kaki akibat berjalan kaki akan lebih terminimalkan.

"Satu, ukuran harus sesuai. Jangan terlalu longgar dan jangan terlalu kecil. Kedua, materialnya harus nyaman jangan terlalu kaku. Sesuaikan bentuk juga jangan terlalu menyempit di bagian ujung. Kalau terlalu menyempit akan banyak keluhan. Intinya yang penting nyaman," tutur dr Andri.

"Kalau secara khusus mungkin banyak yang dengan kelainan bentuk kaki akan perlu sepatu khusus untuk terapi," pungkasnya.

Dihubungi secara terpisah, dokter spesialis Orthopedi Foot and Ankle, dr Astuti Pitarini, SpOT, menjelaskan kin sudah banyak penelitian ilmiah perihal yang mengkaji efek berjalan kaki atau berlari secara nyeker versus berjalan kaki menggunakan sepatu dan sandal.

Menurutnya, seringkali studi-studi ini hasilnya terpolarisasi atau terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang sangat pro nyeker versus grup yang pro penggunaan teknologi proteksi sepatu.

"Misalnya, sepatu racing yang biasa dipakai atlet, tentunya akan berlomba-lomba menciptakan sepatu atletik/Advanced Foot Technology dengan design shock absorbing tebal dan terbaik. Karena studi yang ada mengatakan bahwa outer sole yang tebal dapat mengaktivasi otot peroneal di betis sehingga menambah stabilitas pergelangan kaki," jelasnya kepada detikcom, Rabu (15/11).

Di lain sisi, studi mengenai 'barefoot walking' menunjukkan adanya populasi yang dari kecil sudah terbiasa nyeker, memiliki cadence (langkah kaki) atau step yang signifikan lebih cepat daripada populasi yang bersepatu. Orang-orang ini juga cenderung memiliki momentum otot panggul, lutut, dan ankle yang lebih rendah sehingga disinyalir memiliki risiko osteoartritis sendi yang lebih rendah.

Namun begitu, bagaimanapun juga, beribu-ribu tahun lalu, sepatu sengaja diciptakan untuk melindungi kaki ketika dibawa berjalan dan berlari.

"40,000 tahun yg lalu, sepatu diciptakan sebagai alat proteksi kaki utk melindungi kaki manusia dari batu, kerikil, dan tanah yg panas. Risiko berjalan tanpa sepatu tentunya lecet, luka tusuk, dan infeksi pada kaki. Apalagi bila disertai genangan air dan juga banjir. Kaki yang luka akan lebih mudah terinfeksi dan bisa menjalar," pungkas dr Astuti.

Halaman 2 dari 2
(vyp/up)
Barefoot ala Chris Martin
7 Konten
Menjelang konser Coldplay malam ini, heboh foto Chris Martin berjalan kaki di jalanan aspal Jakarta tanpa alas kaki. Sering jadi pertanyaan netizen, sebenarnya betul nggak sih jalan nyeker itu ada manfaatnya buat kesehatan? Begini penjelasan dokter

Berita Terkait