.webp)
dr Tirta menceritakan awal mula dirinya mulai rajin berolahraga. Pria 33 tahun itu mengatakan kebiasaan olahraganya baru dimulai pada 2022.
Salah satu pencetus dr Tirta mengubah gaya hidup yang lebih sehat adalah kondisi bronkitis kronis yang dialaminya. dr Tirta mengatakan kebiasaan merokok di usia muda menjadi salah satu pencetus penyakit tersebut, sampai akhirnya ia memutuskan berhenti merokok.
Semenjak saat itu, ia mulai melakukan eksplorasi untuk menemukan olahraga yang cocok untuk dirinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat itu saya mencoba sepedaan, jauh, per minggu itu bisa 200 km bisa Jogja-Jakarta pulang pergi, habis itu mencoba nge-gym, kalistenik, trail run, sampai akhirnya running," ucap dr Tirta ketika ditemui detikcom di acara wondr Jakarta Running Festival 2024 di Istora Senayan, Sabtu (12/10/2024).
dr Tirta mengaku pada saat ini dirinya konsisten melakukan tiga jenis olahraga, yaitu lari, trail run, dan gym. Ia bisa menghabiskan waktu untuk ketiga olahraga tersebut total sepanjang 150-200 menit setiap pekan.
Sebelum beralih ke olahraga lari, dr Tirta mengaku dulu dirinya sangat suka olahraga sepeda. Namun, karena olahraga lari lebih fleksibel dan dapat dilakukan dalam durasi singkat, ia kemudian lebih memilih untuk lari. Terlebih hingga saat ini ia masih sangat sibuk dengan berbagai pekerjaan yang harus dijalankan.
"Larinya itu saya gunakan untuk menjaga stabilitas jantung buat gym. Saya memang happy-nya di kalistenik sama angkat beban. Lari bisa 1 jam selesai bisa dapat 10-11 km," tandasnya.
dr Tirta mengatakan konsistensi merupakan langkah awal untuk bisa memulai kebiasaan olahraga. Salah satu hal paling sederhana untuk memulai menumbuhkan konsistensi adalah tidur tepat waktu.
"Yang penting belajar konsisten dulu sama belajar tidur teratur. Soalnya kalau nggak pernah tidur teratur, itu berat bangun pagi. Saya olahraga itu habis subuhan. Habis subuhan bisa olahraga, sorenya nge-gym. Misalnya kita tidurnya berantakan nggak mungkin kita konsisten," tandasnya.
(naf/up)
