Ini Alasan Efek Japanese Walking Lebih Dahsyat dari Jogging

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Rabu, 15 Okt 2025 05:01 WIB
Foto ilustrasi: Getty Images/Michele Pevide
Jakarta -

Mungkin terdengar sulit dipercaya, tetapi jalan kaki lebih banyak membakar lemak dibandingkan jogging. Tentunya jika jalan kaki ini dilakukan dengan japanese walking, yang dikembangkan oleh para profesor di Universitas Shinshu di Jepang, dan telah menjadi favorit baru di kalangan penggemar kebugaran.

Apa Itu Teknik Japanese Walking?

Itu merupakan jalan interval dengan metode latihan yang dirancang secara ilmiah. Teknik ini mengkombinasikan jalan cepat dan jalan lambat secara bergantian.

Teknik japanese walking ini mengikuti ritme sederhana, yakni:

  • 3 menit jalan cepat.
  • 3 menit jalan lambat.
  • Mengulangi siklus ini selama 30 menit.

Dr Hiroshi Nore, salah satu profesor yang mengembangkan metode ini, mengatakan ini dirancang untuk membuat jalan kaki lebih bermanfaat bagi pembakaran lemak dan kesehatan kardiovaskular, terutama bagi orang-orang dengan gaya hidup yang tidak banyak bergerak dan lansia.

Bergantian antara kecepatan cepat dan lambat inilah yang membuat teknik ini istimewa. Teknik ini mengaktifkan sistem aerobik dan anaerobik, memicu konsumsi oksigen pasca-olahraga (EPOC) berlebih, dan menstimulasi aktivitas mitokondria.

"Interval cepat meningkatkan detak jantung dan membakar lemak, sementara fase lambat memungkinkan pemulihan tetap menjaga metabolisme tetap tinggi," jelas Dr Hiroshi Nore, dikutip dari Times of India.

Efek afterburn (EPOC), yang berarti tubuh Anda terus membakar kalori selama berjam-jam setelah berjalan. Mitokondria yang teraktivasi meningkatkan produksi energi, daya tahan, dan metabolisme lemak.

Lantas, Apa yang Membuat Teknik Ini Lebih Baik daripada Jogging?

Studi yang dilakukan di Shinshu University menemukan bahwa peserta yang berlatih japanese walking ini selama lima bulan, berhasil menghilangkan 3-5 kg lemak. Sementara mereka yang berjalan dengan kecepatan tetap,, mengalami perubahan yang jauh lebih kecil.

Studi lain menemukan, bagi lansia, teknik jalan interval selama 10 tahun terlindungi dari komplikasi kebugaran terkait usia. Shinshu University juga menunjukkan bahwa mereka melaporkan peningkatan VO2 maks dan penurunan tekanan darah sistolik selama beberapa bulan.




(sao/naf)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork