FC Twente mengonfirmasi bahwa Mees Hilgers mengalami cedera anterior cruciate ligament (ACL). Cedera 'horor' ini didapat bek 24 tahun tersebut saat mengikuti latihan bersama klubnya.
"Mees Hilgers mengalami cedera lutut saat latihan minggu ini. Hasil tes menunjukkan cedera tersebut adalah cedera ligamen krusiatum. Kami mendoakan Mees agar selalu kuat dalam masa pemulihannya!" tulis pernyataan FC Twente di X, dikutip Senin (3/11/2025).
Apa Itu Cedera ACL?
Dikutip dari Harvard Health, cedera ACL adalah keseleo atau robekan di mana ligamen meregang melebihi rentang normalnya. Ketika ACL robek, hampir selalu disebabkan oleh setidaknya salah satu pola cedera berikut:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Berhenti mendadak, memutar, berputar, atau berubah arah pada sendi lutut. Gerakan-gerakan seperti ini merupakan bagian rutin di sepak bola, sehingga para atlet lapangan hijau lebih berisiko mengalami cedera ACL.
- Hiperekstensi lutut yang ekstrem. Biasanya, saat melompat dan mendarat secara lutut terentang lebih dari seharusnya dan memanjang melebihi rentang gerak normalnya, yang menyebabkan robekan ACL. Jenis cedera ACL ini sering terjadi karena kesalahan saat turun saat senam atau pendaratan yang tidak sempurna saat bola basket.
- Kontak langsung. ACL dapat cedera saat adanya benturan langsung di bagian lutut atau tungkai bawah. Seperti tekel menyamping di sepak bola.
Apakah Terjadi Penurunan Performa?
ACL sendiri dibagi menjadi tiga tingkat keparahan, yakni tingkat 1 yang tergolong ringan dan hanya menyebabkan robekan mikroskopis pada ACL. Robekan ini tidak mengganggu kemampuan sendi lutut.
Lalu tingkat 2, yakni cedera sedang. Lutut mungkin agak tidak stabil dan dapat 'mengalami goncangan' secara berkala saat berdiri atau berjalan.
Paling parah ada di tingkat 3, ACL robek sepenuhnya dan lutut terasa sangat tidak stabil dan membutuhkan operasi.
Banyak yang meyakini bahwa atlet sepak bola yang mengalami ACL akan kesulitan kembali ke performa sebelumnya.
Sekitar 90 persen cedera ACL dapat pulih sepenuhnya jika mereka mengikuti program rehabilitasi yang baik dan taat. Sebagai komplikasi jangka panjang, beberapa pasien dengan cedera ACL Grade III pada akhirnya dapat mengalami gejala osteoartritis pada sendi lutut yang cedera.
Masalah di Kemudian Hari
Dikutip dari Nebraskamed, ahli bedah ortopedi Matthew Tao, MD mengatakan mereka yang mengalami cedera ACL di usia 20-an kemungkinan mengalami artritis lutut dalam 10 hingga 20 tahun mendatang.
"Cukup mengkhawatirkan dan memiliki implikasi signifikan terhadap kesehatan dan kualitas hidup jangka panjang mereka," kata Matthew.
Artritis lutut melibatkan kerusakan tulang rawan lutut dan bagian lain dari sendi lutut. Ketika cedera lain, seperti kerusakan meniskus, terjadi bersamaan dengan cedera ACL, risiko artritis meningkat.
Dampak dari radang sendi lutut dapat meliputi:
- Nyeri
- Kualitas hidup yang buruk
- Ketidakmampuan untuk memenuhi peran pekerjaan dan kehidupan
- Risiko lebih tinggi terhadap kondisi kesehatan seperti diabetes dan penyakit jantung











































