Orang tua kadang cemas bila anaknya sembarangan memasukkan benda-benda ke mulutnya, termasuk mainannya sendiri. Risiko menelan kuman atau benda-benda berbahaya memang patut diwaspadai, namun apakah orang tua harus khawatir?
"Gigit-gigit mainan atau mouthing behaviour itu wajar pada anak di bawah dua tahun, terutama umur enam sampai sembilan bulan," kata Ratih Zulhaqqi, MPsi, psikolog anak dari Klinik Kancil dalam perbincangan dengan detikHealth, seperti ditulis Rabu (23/10/2013).
Oleh karenanya, menurut Ratih, jenis mainan anak edukatif yang tersedia untuk tahapan tersebut adalah teething toys atau sejenis mainan yang memang untuk digigit-gigit. Agar tidak membahayakan, biasanya mainan tersebut memiliki tekstur lunak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bila sekiranya benda itu membahayakan si kecil, orang tua musti turun tangan. Misalnya jika benda yang dimasukkan adalah benda yang kotor, maka bila dibiarkan maka anak tersebut berisiko terkena infeksi penyakit, misalnya gangguan pencernaan.
Begitu pula jika benda yang dimasukkan ke mulur berukuran kecil, perlu diwaspadai pula kemungkinan tertelan. Itu pula sebabnya, mainan untuk anak di bawah usia 2 tahun umumnya didesain dengan ukuran lebih besar dari mulut si kecil. Benar, salah satunya agar tidak ada bagian yang mudah tertelan.
Di bagian selanjutnya, detikHealth juga akan mengulas risiko lain dari memasukkan mainan maupun benda-benda lain ke mulut anak. Berbagai jenis racun, termasuk timbal yang kadang-kadang terkandung dalam campuran cat pada mainan anak, juga bisa tertelan oleh anak.
(up/vta)











































