Puasa di bulan Ramadan kerap dijadikan sebagai salah satu cara mudah menurunkan berat badan. Nah, jika sebulan tersebut berat badan mudah turun, setelah Lebaran mengapa berat badan jadi lebih mudah naik ya?
"Berat badan naik turun saat puasa bisa dikatakan sebagai yoyo diet, yaitu adanya perubahan berat badan secara fluktuatif. Saat yoyo diet terjadi perlu diperhatikan berapa kg berat badan yang naik dan yang turun," ujar ahli gizi Mochamad Aldis Rusliadi, SKM, saat dihubungi detikHealth dan ditulis pada Rabu (6/8/2014).
Menurut Aldis, saat berat badan yang naik turunnya berada di kisaran 2 kg maka masih berada di tahap standar dan tidak berisiko. Namun jika naik turunnya lebih dari itu perlu diperhatikan sebab risiko yang terjadi adalah bisa saja berat badan akan bertambah jauh lebih banyak dan menyebabkan kegemukan, bahkan bisa mengakibatkan munculnya risiko penyakit jantung koroner.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu dokter gizi dari RS Pertamina, dr Titi Sekarindah, MS, SpGK, menjelaskan bahwa saat puasa kita terbiasa dengan asupan kalori yang sedikit, jadi metabolisme tubuh menjadi melambat (flow). Begitu Lebaran, kita sudah bisa makan banyak dalam artian sudah bisa makan teratur. Nah, biasanya setelah puasa dan Lebaran kita tidak sempat melakukan olahraga, jadi metabolisme berjalan tidak sempurna dan makanan mudah tersimpan dalam bentuk lemak.
"Selain itu, pada saat Lebaran biasanya banyak makan makanan dengan kalori tinggi seperti kacang-kacangan, kue dengan gula tinggi, opor atau rendang yang mengandung santan. Saat lebaran orang sering balas dendam karena tidak mengonsumsi banyak makanan selama bulan. Itulah kenapa berat badan kerap naik pascapuasa," lanjut dr Titi.
Aldis menambahkan, setelah puasa berat badan jadi naik karena biasanya orang akan makan banyak setelah ditahan selama sebulan. Makan banyak ini kemungkinan lebih besar akan mengakibatkan shock glucose daripada yoyo diet. Shock glucose ini akan menyebabkan tubuh jadi kaget sebab pada saat puasa tidak banyak lemak dan gula yang masuk, sementara saat Lebaran makanan pasti melimpah. Ini tentu akan menyebabkan gangguan bagi tubuh sebab membuat tubuh tidak dapat merespons makanan secara normal.
Untuk itu, disarankan agar pada saat Lebaran tetap mengonsumsi sayur, buah segar, dan berolahraga untuk mengurangi jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh. Saat mengonsumsi buah pun harus dibatasi jumlah buah yang dimakan. Dalam sehari cukup tiga buah, seperti pir atau apel. Hindari buah yang mengandung glukosa atau kalori tinggi seperti mangga.
Agar berat badan tetap ideal dan terhindar dari penyakit akibat kegemukan, yuk simak ulasan khas detikHealth tentang berat badan pasca Lebaran selanjutnya!
(ajg/up)











































