Dr dr Tjahjono Gpndhowiardjo SpM menjelaskan tahi lalat atau nevus merupakan kumpulan sel pigmen melanosit yang umumnya tersebar tipis merata, baik pada selaput permukaan bola mata (epitel konjungtiva, perkukaan sklera). Dalam jumlah yang lebih banyak bahkan dapat memberi warna mata, pada jaringan iris dan khoroid di dalam mata.
"Nevus yang mempunyai atau mendapat aliran darah, cenderung mempunyai kemungkinan untuk tumbuh membesar; dan apabila teriritasi secara terus-menerus dapat berubah menjadi kanker (melanoma)," kata dr Tjahjono dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada .
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nevus yang terletak di area kelopak mata, hidung, dapat berubah menjadi kanker kulit yang disebut sebagai Basalioma yang bersifat loccally malignant karena akan menghancurkan jaringan lunak disekitarnya, bahkan jaringan tulang di bawahnya, sehingga terbentuk borok (ulcerasi) yang meluas dan dalam," papar dr Tjahjono.
Kanker sel melanosit pada jaringan di dalam bola mata (iris atau khoroid) disebut sebagai melanoma. Jika terdapat pada iris akan meningkatkan tekanan bola mata (glaukoma sekunder) yang menimbulkan rasa nyeri tertekan dan dapat menyebabkan kebutaan. Sedangkan melanoma pada jaringan khoroid dapat menyebabkan terlepasnya jaringan retinal (detachment/ablasio retina) dan mengakibatkan kebutaan.
"Melanoma dapat menyebar melalui aliran darah keseluruh organ tubuh; dan termasuk keganasan yang sulit untuk diatasi," sambung dr Tjahjono.
Sementara nevus pada kelopak dan permukaan bola mata dapat dieksisi luas bila terdapat tanda-tanda yang mengarah pada keganasan. Eksisi merupakan tindakan pengangkatan jaringan yang diduga tidak normal dengan operasi, dan melibatkan area normal (wide excision) sebagai batas aman.
"Melanoma seringkali diketemukan dalam keadan yang relatif terlambat, dan karenanya dapat bermetastasis sehingga prognosis (prediksi hasil pengobatan berdasarkan kondisi pasien, dibandingkan dengan data empiris yang dikenal secara global)-nya kurang baik," lanjut dr Tjahjono.
"Metastatis adalah anak sebar sel kanker yang tumbuh tanpa berhubungan secara langsung dengan lesi induk/ primer-ya. Sel ganas tersebar mengikuti aliran darah atau saluran getah bening (lymph). Misalnya tumor primer di payudara, dengan metastasis di otak," papar dr Tjahjono.
Tindakan eksisi hanya bisa dilakukan pada nevus yang diduga menjadi ganas di kelopak mata dan lapisan epitel permukaan (konjunktiva). Tindakan ini relatif tanpa efek samping bila dilakukan pada keadaan dini/ masih kecil dan berbatas tegas.
"Pada lesi di dalam bolamata (iris atau khoroid), maka tindakan eksisi secara bedah menjadi sulit/tidak mungkin dilakukan. Sebagai alternatif dilakukan ablasi (penghancuran tumor) dengan sinar laser, atau radiasi, atau bahkan dengan pengangkatan bola mata untuk menyelamatkan jiwa penderita," papar dr Tjahjono.
(vit/up)











































