Penarikan dua produk obat buatan Kalbe Farma memunculkan beragam spekulasi. Terlebih, penarikan dilakukan menyusul dua kasus pasien meninggal di RS Siloam Karawaci, Tangerang setelah diberi salah satu produk yang ditarik, yakni anestesi Buvanest Spinal.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menduga isi obat tertukar. Buvanes Spinal yang disuntikkan pada pasien seharusnya berisi Bupivacaine 0,5 persen, namun ternyata berisi Asam Tranexamat yang berfungsi sebagai pengental darah.
Kepada wartawan, Direktur Utama PT Kalbe Farma Irawati Setiady mengaku sangat prihatin atas kejadian tersebut. Pihaknya langsung menarik produk obat yang diduga bermasalah pada 12 Februari 2015 sebagai langkah preventif agar konsumen terlindungi secara maksimal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 2 Pasien Meninggal Usai Disuntik Anestesi, RS Siloam Yakin Sesuai Prosedur
Corporate Secretary PT Kalbe Farma Vidjongtius mengaku telah melakukan pemeriksaan terhadap sampel obat yang diduga bermasalah. Pada sampel dari salah satu rumah sakit ditemukan ada ketidaksesuaian label, namun pada retain sample tidak ditemukan masalah serupa.
BPOM bersama dengan Kementerian Kesehatan saat ini tengah melakukan investigasi terkait kasus ini. Temuan hasil investigasi rencananya akan dipublikasikan dalam jumpa pers pada Rabu siang (18/2/2015), bertempat di Gedung Kementerian Kesehatan.
Baca juga: Soal Penarikan Obat, IDI Harap Semua Terbuka dan Bertanggung Jawab
(up/vit)











































