Duh, Kalau Dipaksa Lembur Terus, Pria Bisa Mandul

Duh, Kalau Dipaksa Lembur Terus, Pria Bisa Mandul

- detikHealth
Selasa, 10 Mar 2015 14:05 WIB
Duh, Kalau Dipaksa Lembur Terus, Pria Bisa Mandul
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta -

Wanita diminta untuk cepat-cepat menikah dan memiliki keturunan sebelum berusia 30 tahun. Ini semata karena tingkat kesuburan wanita akan berkurang sejak usia tersebut. Namun nyatanya masalah kesuburan ini tak hanya 'menghantui' wanita saja lho.

Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan National Institutes of Health (NIH) dan Stanford University mengemukakan bahwa pria juga cenderung berkurang kesuburannya seiring dengan pertambahan usia mereka.

Baca juga: Tes Sperma Bagi Pria Sebelum Menikah, Perlu atau Tidak?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini telah dipastikan peneliti setelah mengamati riwayat reproduksi, kondisi kesehatan, gaya hidup, pekerjaan, dan kualitas sperma dari 456 pria dengan usia rata-rata 32 tahun (kebanyakan berkulit putih dan mengantungi gelar sarjana), dan berhenti menggunakan kontrasepsi.

Dari sini peneliti menemukan dua faktor utama yang mempengaruhi kesuburan pria. Pertama, pekerjaannya, dan kedua, tekanan darah serta konsumsi obatnya. Dengan kata lain, kesuburan pria juga dapat dikaitkan dengan status kesehatannya.

Terbukti pria yang sering kerja lembur, mengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi dan mengonsumsi lebih dari satu macam obat mempunyai kualitas sperma yang buruk. Jumlah sperma mereka juga hanya berkisar 39 juta, padahal pria yang sehat biasanya memiliki sperma berkisar antara 40-300 juta.

"Kondisi semacam ini akan terus mempengaruhi fisik si pria, dan menumpuk dari waktu ke waktu, sehingga pada akhirnya mereka menjadi mandul atau susah punya anak," tandas ketua tim peneliti, Dr Michael L Eisenberg seperti dikutip dari Medical Daily, Selasa (10/3/2015).

Bagaimana tidak, lanjut Dr Eisenberg, ambil contoh pada pria yang sering lembur. Tubuh pria yang kerap dipaksa kerja lembur akan memproduksi lebih banyak hormon-hormon steroid seperti kortisol. "Jadi kortisol atau pemicu stresnya bertambah, tekanan darah ikut naik, namun di sisi lain kondisi semacam ini akan menurunkan jumlah testosterone-nya," terangnya.

Ini belum termasuk faktor kemandulan pria yang disebutkan dalam studi serupa sebelumnya, di antaranya kebiasaan merokok, mengidap penyakit menular seksual dan gangguan kesehatan lain seperti terkena sirosis hati, paparan pada racun lingkungan, hingga malnutrisi.

"Untungnya faktor-faktor ini masih bisa dicegah atau dimodifikasi agar tidak berdampak terhadap kesuburan pria, bisa dengan pengobatan atau kalau perlu mengubah perilaku kerja," timpal Dr Germaine Buck Louis, dari NIH.

Baca juga: 4 Dari 10 Kemandulan pada Pria Disertai Varises Biji Kemaluan

(lil/vta)

Berita Terkait