Terapi obat dan non obat dapat dilakukan pasien sehingga gejala parkinson seperti gerakan yang tak terkontrol, kekakuan, dan gemetar tak terlalu berat. Di Indonesia bahkan pilihan operasi kini juga dapat dilakukan.
dr Frandy Susatia, SpS, dari Siloam Hospitals Kebun Jeruk (SHKJ) mengatakan operasi biasanya dilakukan sebagai pilihan setelah terapi obat tak lagi mempan. Pengidap parkinson biasanya akan diberikan obat terlebih dahulu namun efektivitasnya akan berkurang seiring berjalannya waktu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Efek bagus obat biasanya akan bertahan sampai lima tahun, setelahnya maka berbagai efek samping akan muncul. Setelah obat-obat kurang memberikan dampak yang baik maka terapi selanjutnya adalah pembedahan," ujar dr Frandy dalam acara seminar terapi parkinson di SHKJ, Jakarta Barat, Rabu (18/3/2015).
Selain operasi dan obat ada juga terapi yang bisa dilakukan seperti senam tai chi, minum teh hijau, serta akupunktur. Namun dr Frandy mengatakan semua terapi mulai dari obat,operasi, dan non obat tersebut dilakukan untuk mengurangi gejala saja.
Baca juga: Umur di Atas 50 Tahun Sering Migrain? Waspada Gejala Parkinson
"Tidak ada satu obat pun yang memperpanjang hidup Anda. Tapi obat ini digunakan untuk menekan gejala parkinson agar kualitas hidupnya lebih baik," ungkap dr Frandy.
Pengidap parkinson yang menjalani terapi akan lebih memiliki kontrol tubuhnya. Selama bertahun-tahun pengidap bisa menjalani hidup normal sampai akhir hayat yang biasanya dikatakan oleh dr Frandy karena penyakit lain. (Firdaus Anwar/Nurvita Indarini)











































