Perkembangan Otak Anak Bisa Terganggu Gara-gara Paparan Polusi Udara

Perkembangan Otak Anak Bisa Terganggu Gara-gara Paparan Polusi Udara

- detikHealth
Senin, 30 Mar 2015 07:02 WIB
Perkembangan Otak Anak Bisa Terganggu Gara-gara Paparan Polusi Udara
ilustrasi (Foto: thinkstock)
Jakarta - Polusi udara merupakan kontaminasi buruk bagi kesehatan. Sejumlah penelitian telah menghubungkan polusi udara dengan masalah kesehatan terkait pernapasan dan jantung. Tak hanya itu, polusi nyatanya juga berpengaruh pada perkembangan otak anak.
 
Dalam jurnal yang telah diterbitkan dalam jurnal JAMA Psychiatry, dijelaskan bahwa peneliti melakukan scan otak pada 40 anak untuk melihat paparan polusi sejak lahir dan hubungannya dengan materi putih di sisi otak kiri mereka. Perubahan-perubahan fisik pada otak juga berkorelasi dengan lambatnya proses kognitif dengan gajala defisit perhatian dan hiperaktivitas, seperti cenderung gelisah, hiperaktif serta sangat impulsif.

Sebelumnya, pernah dilakukan penelitian dengan mengaitkan masalah perilaku dan kognitif pada polusi dari pembakaran bahan organik yang tidak sempurna. Penelitian itu melibatkan 655 wanita hamil di New York yang melahirkan di antara tahun 1997-2006. Peneliti melihat kadar PAH (Polycyclic Aromatik Hydrocrbons) pada janin mereka. Hasilnya, diketahui polusi memiliki akar biologis dalam gambaran otak.

Baca juga: Ekspos Polusi Udara Pada Ibu Hamil Bisa Tingkatkan Risiko Autisme Anak

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Untuk studi ini, Bradley Peterson, direktur dari Institute for the Developing Mind di Children's Hospital Los Angeles dan rekan-rekannya memilih sampel yang representatif dari kelompok studi awal yaitu 20 anak yang PAH di bawah rata-rata, dan 20 anak yang kadar PAH-nya di atas rata-rata.

Hasilnya menunjukkan bahwa materi putih berkurang secara signifikan dari volume normal di seluruh bagian otak kiri, atau area yang mengontrol bahasa dan kognitif. Semakin tinggi paparan PAH sebelum terjadinya kelahiran, maka materi putihnya akan semakin rendah diikuti dengan masalah perilaku dan perkembangan yang lebih akut.

Para ilmuwan masih harus melakukan penelitian untuk menentukan alasan mengapa hanya otak bagian kiri saja yang terganggu. Namun, seperti dikutip dari LA Times, Senin (30/3/2015), mereka menduga bahwa senyawa berbahaya ini mengganggu proses biokimia awal dari pembentukan pembagian otak. Sehingga, bentuk otak yang tercemar PAH menjadi asimetris.

Baca juga: Hati-hati, Ini Dampaknya Jika Anak Sering Kena Polusi Udara


"Ini sangat mengkhawatirkan. Beberapa negara memang telah mencoba untuk memperbaiki dan membersihkan udara, namun hal tersebut masih butuh waktu yang panjang untuk dilakukan. Tapi generasi mendatang bergantung pada hal ini," kata Peterson.

(rdn/ajg)

Berita Terkait