Bocah 8 Tahun Ini Tiba-tiba Alergi Parah Gara-gara Transfusi Darah

True Story

Bocah 8 Tahun Ini Tiba-tiba Alergi Parah Gara-gara Transfusi Darah

- detikHealth
Kamis, 09 Apr 2015 18:48 WIB
Bocah 8 Tahun Ini Tiba-tiba Alergi Parah Gara-gara Transfusi Darah
Illustrasi: Thinkstock
Ontario - Ketika seorang pasien bocah berumur 8 tahun tiba-tiba saja menunjukkan reaksi alergi parah yang tak pernah ia miliki sebelumnya, para dokter terkejut dan bingung. Satu hal yang diketahui adalah pasien tengah menjalani terapi untuk tumor otak dan menerima transfusi darah sebelum alergi muncul.

Dalam laporan studi kasus di jurnal Canadian Medical Association, pasien dikatakan tak memiliki sejarah alergi terhadap makanan apapun. Namun setelah beberapa minggu mendapat transfusi darah ia menunjukkan reaksi alergi parah atau anaphylaxis setelah makan salmon dan kacang.

Penulis laporan dan ahli alergi dari The Hospital for Sick Children di Ontario, Kanada, dr Julio Upton mengatakan sang pasien mukanya terlihat membengkak merah, begitu juga dengan bibirnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Studi Ini Sebut Diet Tinggi Serat Bisa Bantu Cegah Alergi

"Langsung saja, kami bertanya-tanya hal apa yang terjadi yang menyebabkan perbedaan ini. Kenapa dia tiba-tiba saja memiliki reaksi terhadap makanan yang jelas-jelas belum pernah ia konsumsi bertahun-tahun," kata dr Upton kepada ABC News dan dikutip pada Kamis (9/4/2015).

dr Upton curiga bahwa transfusi darah yang dilakukan pasien adalah penyebabnya dan langsung menghubungi pihak bank darah. Dari situ diketahui bahwa donor yang darahnya digunakan untuk transfusi memiliki alergi makanan.

"Kebetulan bahwa salah satu produk darah yang diterima anak mengandung banyak plasma dari donor itu. Plasma adalah di mana terdapat banyak antibodi," lanjut dr Upton. Antibodi bekerja melawan bakteri dan virus, namun pada orang alergi antibodi bereaksi terlalu sensitif terhadap hal-hal normal seperti ikan dan kacang.

dr Upton mengatakan kejadian bakat alergi yang diwariskan lewat transfusi darah atau disebut juga transfer pasif sebetulnya jarang terjadi. Karena alergi disebabkan oleh antibodi yang berasal dari darah donor dan bukan diproduksi tubuh secara alami, biasanya gejala akan hilang dalam beberapa bulan.

Pemeriksaan donor yang memiliki alergi masih menjadi kontroversi karena dikhawatirkan akan mengurangi jumlah donor yang menyumbangkan darahnya. Akibatnya banyak orang yang membutuhkan darah akan kesulitan karena persediaan yang menipis.

Baca juga: Studi: Minum ASI Perkuat Sistem Imun dan Cegah Alergi Pada Bayi

(fds/vit)

Berita Terkait