Pada tahun 2009, muncul semacam benjolan sebesar kelereng di rahang sebelah kiri Jimmy (22). Sempat konsultasi ke dokter gigi dan menjalani operasi, ternyata Jimmy (bukan nama sebenarnya) didiagnosis kondrosarkoma.
Kondrosarkoma merupakan salah satu jenis tumor yang terdiri dari sel-sel tulang rawan (kartilago) ganas. Kebetulan, saat itu Jimmy bersekolah di Jakarta sedangkan orang tuanya tinggal di Lampung. Sang ibu, Ratri mengira Jimmy hanya mengalami panas dalam. Namun, setelah dirontgen dokter mengatakan ada kista di mulut Jimmy.
"Saya sempat pindah dokter dan di situ dibilang harus dilakukan tes kalau cairan yang keluar itu darah, dokternya berani operasi, kalau bukan darah nggak berani operasi. Keras lho itu yang disebut kistanya, akhirnya bulan Maret 2010, dioperasi," tutur Ratri ditemui di sela-sela The First ASEAN Academic Forum on Minimally Invasive Therapy for Tumor Treatment yang diselenggarakan Komite Akademik Tumor Invasif dan Modern Cancer Hospital Guangzhou di Ayodya Resort, Bali, dan ditulis pada Senin (13/4/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Mulut Bocah 7 Tahun Bengkak, Rupanya Ada 202 'Gigi' Tertanam di Gusi
Untuk mengangkat tumor tersebut, rahang kiri Jimmy harus 'dibuang' dan diambil tulang dan daging pada betis untuk membuat kembali rahang dan gusi. Untuk implan gigi, dikatakan dokter, Jimmy bisa melakukannya 5 tahun pasca operasi. Kebetulan saat akan berangkat ke Singapura, Jimmy mengeluh sakit di gigi kanannya. Sang ibu mengira, gigi geraham belakang Jimmy akan tumbuh.
"Pas di Singapura, di CT Scan ternyata sama, ada kondrosarkoma. Nggak ada cara lain rahang anak saya harus diangkat lagi. Jimmy juga mikir nanti nggak bisa makan dong. Apalagi dokter bilang Jimmy nggak bisa ketawa lebar sementara terus sebulan harus makan lewat selang, anaknya ya stres dan takut," lanjut Ratri.
"Kami rembukan lagi sama keluarga ternyata menemukan Modern Cancer Hospital Guangzhou di internet terus kita konsultasi sama cabang di Jakarta. Jimmy mau coba, tanggal 26 September 2014 kita ke sana. Waktu itu Jimmy mendapatkan terapi penanaman partikel kemoterapi dan radioterapi, sekitar 40 partikel," kata Ratri.
Di sana, Jimmy juga menjalani prosedur JieRu enam kali. Memang, ketika menjalani JieRu yang ke-empat, Jimmy sempat putus asa. "Dulu pas kena pertama masih semangat, pas kedua udah capek berobat terus nggak sembuh-sembuh," kata Jimmy.
Namun, sang ibu tetap menyemangati putra bungsunya itu bahwa pengobatan sudah tinggal sedikit lagi dan Jimmy pasti bisa melewatinya. "Saya dukung Jimmy terus pas dia down. Kalau jadi pendamping pasien, kita harus lebih kuat untuk mendukung pasien, kita nggak boleh ikut down meskipun memang ada keluh kesahnya," kata Ratri.
Baca Juga: Imunoterapi, Cara Lain Obati Kanker dengan Manfaatkan Sel Imun Tubuh
(rdn/up)











































