Bulati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, mengatakan kendati tingkat kepesertaan IVA untuk deketeksi kanker serviks warga Kulonprogo merupakan yang tertinggi di Yogyakarta, namun bukan berarti dia tak menemui hambatan dalam sosialisasi pencegahan kanker dini. Bupati yang juga dokter spesialis kandungan ini mengungkapkan hambatan yang dialaminya masih sama dengan penduduk di daerah lain.
"Kemaluannya itu masih lebih besar daripada logikanya," tegasnya kepada detikHealth di sela-sela acara Pencanangan Gerakan Nasional Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker pada Perempuan Indonesia 2015-2019, Selasa (21/4/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan masyarakat di daerahnya masih dibatasi oleh rasa malu ketika diajak melakukan pemeriksaan IVA, padahal logikanya keuntungan akan lebih mudah didapat bila mereka berkenan melakukan deteksi dini lewat pemeriksaan tersebut.
Hasto juga memaparkan budaya di mana memegang kemaluan wanita masih dianggap tabu diakui masih melekat di masyarakatnya. "Padahal kita juga sudah menyediakan bidan perempuan dan dokter obsgyn yang perempuan," paparnya.
Untuk mendorong masyarakatnya agar mau deteksi dini kanker, Hasto juga menjamin bahwa 60 persen masyarakatnya telah terdaftar sebagai peserta BPJS, sehingga masalah pembiayaan tentunya bukan lagi jadi persoalan.
"Kalaupun butuh pembiayaan untuk cryotherapy, ini juga sudah tercantum di Peraturan Bupati Kulonprogo, bahwa itu akan ditanggung oleh Jamkesda," tutupnya.
Dalam kesempatan lain, Kepala Puskesmas Nanggulan, dr Eko Damayanti, MPH kepada detikHealth menjelaskan untuk hari ini mereka menerima 125 peserta pemeriksaan IVA. "Itu saja sudah nolak-nolak, Mbak. Alhamdulillah tidak ada hambatan berarti. Semuanya antusias, padahal kita cuma pakai kader PKK (sosialisasi)," paparnya.
Baca juga: Menkes: Kanker Serviks adalah Kanker yang Paling Mudah Dicegah
(Nurvita Indarini/Nurvita Indarini)











































