Menurut dr Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, wanita yang belum pernah berhubungan intim memiliki lubang rahim yang kecil sehingga cukup menghambat darah menstruasi untuk mengalir. "Lubang rahim yang gadis itu belum melar, jadi darah menstruasinya 'maksa' untuk mengalir. Nyeri haid karena itu," ujar dr Dara pada detikHealth saat ditemui di Balai Kartini, Jakarta Selatan dan ditulis pada Kamis (23/4/2015).
Baca juga: Sedang Haid Bukan Halangan untuk Berolahraga, Ini Alasannya
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Wanita yang baru melahirkan 1 atau 2 kali secara normal, kadang lubang rahimnya masih belum melar. Makanya kontraksi di rahimnya masih kuat," jelas dr Dara.
Menurutnya, saat wanita sudah memiliki lubang rahim yang agak melebar di mana tempat darah menstruasi mengalir lebih 'bebas' menyebabkan kontraksi tidak terlalu kuat. Namun, ada juga wanita yang sudah melahirkan normal 1 kali kemudian lubang rahimnya melebar sehingga darah menstruasi tidak sulit untuk melewatinya. Oleh sebab itu, besar kecilnya lubang rahim seorang wanita dapat menjadi faktor nyeri haid yang dirasakan tiap bulannya.
Disarankan oleh dr Dara, beri kompres hangat pada perut bagian bawah untuk meminimalisir rasa nyeri ketika datang bulan. Sikap membungkuk seperti postur tubuh udang juga disarankan agar menurunkan tegangan pada rahim. "Bongkok udang bisa membuat rahim nggak terlalu ketarik lagi," tutupnya.
Baca juga: Hati-hati, Nyeri Haid Lebih Sering Menyerang di Usia Produktif
Dalam kesempatan yang sama, dr Sophia Hage, seorang residen olahraga mengatakan nyeri haid atau dismenore memang lebih rentan dirasakan oleh wanita yang belum pernah berhubungan intim. Mereka yang perawan cenderung masih beradaptasi dengan siklus menstruasinya.
"Siklusnya belum menentu, makanya badan masih adaptasi. Tubuh yang 'kaget' menyebabkan stres, jadi wanita yang baru mens rentan nyeri haid," ujar dr Sophia Hage yang merupakan seorang residen olahraga. (Nurvita Indarini/Nurvita Indarini)











































