Asyik Bergadget, Lebih dari Separuh Anak Indonesia Kurang Aktivitas Fisik

Asyik Bergadget, Lebih dari Separuh Anak Indonesia Kurang Aktivitas Fisik

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Kamis, 23 Apr 2015 14:46 WIB
Asyik Bergadget, Lebih dari Separuh Anak Indonesia Kurang Aktivitas Fisik
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Tercukupinya gizi seimbang dan aktivitas anak bisa membantu menjaga kesehatan si kecil. Sayangnya, kini masih banyak anak-anak yang enggan melakukan aktivitas fisik, termasuk berolahraga, karena sudah asyik dengan gadgetnya.

"Harus ada peraturan tegas dari orang tua untuk membatasi penggunaan gadget anak, maksimal 2 jam sehari. Selain itu, orang tua sudah seharusnya menjadi contoh bagi anak. Artinya agar anak bisa membatasi penggunaan gadget, orang tua juga harus batasi penggunaan gadgetnya sehingga bisa dicontoh oleh anak," terang dr Sophia Hage, Residen Kedokteran Olahraga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Hal itu disampaikan dr Sophia dalam Workshop 'Pola Aktivitas dan Gizi Seimbang untuk Tumbuh Kembang Anak yang Optimal' di Double Tree Hotel, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (23/4/2015). Di Indonesia, Data Riskesdas 2013 menunjukkan hanya 50,4 % anak yang melakukan aktivitas fisik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, hasil South East Asian Nutrition Survey (SEANUTS) yang dilakukan Friesland Campina melalui Frisian Flag Indonesia tahun 2011 meninjukkan hampir separuh anak Indonesia kurang melakukan aktivitas fisik. Peneliti ahli dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Dr Ir Heryudarini Harahap MKes mengatakan SEANUTS dilakukan di 48 kabupaten/kota di 25 provinsi di Indonesia dengan mengamati 7.211 anak usia 6-12 tahun.

Baca juga: Ini Alasan Mengapa Anak Sebaiknya Tak Diizinkan Punya Gadget di Kamar Tidur

"Pola aktivitas fisik anak berubah dari aktif bergerak menjadi kurang, misal dulu main bola, petak umpet, sekarang anak dari keluarga pendapatan ekonomi menengah ke bawah banyak main di warnet. Dari keluarga menengah ke atas banyak main gadget," tutur wanita yang akrab disapa Rini ini.

Untuk survei ini, aktivitas fisik anak diukur menggunakan digiwalker selama dua hari dan alat itu hanya dilepas saat mandi. Anak laki-laki, dikatakan aktif jika minimal dalam sehari melakukan 15 ribu langkah, sedangkan anak perempuan 12 ribu langkah. Nah, hasil SEANUTS menunjukkan 57,3% anak Indonesia termasuk kategori tidak aktif.

Rini mengatakan lebih banyak anak laki laki yang tidak aktif dengan persentase 62,2% dibanding anak perempuan yang jumlahnya 52,3%. Anak yang tinggal di kota juga lebih banyak yang tidak aktif dengan jumlah 57,9 persen%. Kemudian, anak dari kelas ekonomi menengah ke atas juga lebih mungkin memiliki barang berharga seperti gadget sehingga mereka lebih tidak aktif.

"Selain aktivitas fisik kami juga ukur screen time yaitu berapa lama anak berada di depan layar TV, komputer, gadget, dan play station. Rata-rata anak Indonesia menghabisakan waktu 2,4 jam di depan layar.  55,2 Persen anak memiliki screen time di atas 2 jam. Laki-laki 2,4 jam, perempuan rata-rata 2,3 jam. Di kota anak screen time anak rata-rata 2,5 jam sedangkan dii desa 2,3 jam," papar Rini.

Anak dari orang tua dengan kelas ekonomi menengah ke atas memiliki screen time rata-rata 2,6 jam per hari. Rini melanjutkan, studi ini juga menemukan bahwa anak yang memiliki aktivitas fisik rendah 3,6 kali lebih berisiko overweight. Sedangkan anak dengan aktivitas fisik tinggi berlebihan, lebih berisiko mengalami stunting dibanding dengan yang aktivitas fisiknya sedang.

Baca juga: Sering Pakai Smartphone? Hati-hati Kena Text Neck

(Radian Nyi Sukmasari/Nurvita Indarini)

Berita Terkait